Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Tradisi Toron: Konstruksi Agama, Budaya atau Sosial

▲ Menuju 🏛 Home ► Budaya Madura ► Tradisi Toron: Konstruksi Agama, Budaya atau Sosial

Ditayangkan: 20-02-2013 | dibaca : 15,588 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Antri panjang di gerbang Suramadu menuju Madura

Antri panjang di gerbang Suramadu menuju Madura

Istilah toron atau mudik (pulang kampung atau pathobin) rasanya merupakan hal yang biasa karena bisa terjadi di kalangan berbagai bangsa dan etnis di dunia. Istilah toron merupakan kebalikan dari istilah onggha, dalam arti migrasi ke tempat lain yang dituju (emigrasi). Dengan demikian muncul istilah toron, tidak lepas karena ada aktivitas perpindahan (onggha) yang mendahului. Bagi etnis Madura syarat onggha harus terjadi perpindahan ke luar pulau, sehingga jika terjadi perpindahan masih dalam kawasan pulau Madura, maka hal itu belum dapat dikatakan onggha.

Hanya saja pertanyaannya adalah apakah tradisi toron itu merupakan produk budaya atau agama (religion). Menurut asumsi penulis, tradisi toron sebenarnya termotivasi kuat ajaran agama, hanya saja pola pelaksanaannya tidak lepas karena pola budaya. Bukankah ajaran agama tidak secara detail mengatur, bagaimana pemeluknya melakukan praktik peribadatan, terutama ibadah yang ghairu mahdhah. Karenanya di sini kultur lokal mendapat ruang untuk mewarnai bentuk-bentuk peribadatan yang dilakukan komunitasnya, termasuk mengekspresikan tradisi toron yang telah lama dipratikkan oleh etnis Madura. Di sisi lain, bagaimanapun tradisi toron itu sendiri lahir dari sebuah proses interaksi sosial dalam ruang publik dengan berbagai ikatan normatifnya. Berbagai motif tradisi toron di kalangan etnis Madura antara lain bisa dipahami dari identitas mereka sebagai Muslim yang mempunyai karakter, antara lain mereka bercita-cita kuat untuk bisa naik haji, dan bahkan sangat bangga menyandang predikat “haji”. Selain itu mereka sedemikian hormat terhadap kyai (pemuka agama), menjunjung tinggi hari-hari besar keagamaan, mengapresiasi pendidikan agama, dan kebiasaan membangun mushala/langgar (Triyuwono, 2009: v).

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Sejarah Masuknya Agama Islam di Sumenep (Bag. 1)
      📚 Sejarah Madura
    • Adat dan Kepribadian Orang Madura
      📚 Budaya Madura
    • Cakraningrat I Anak Angkat Sultan Agung
      📚 Sejarah Madura
    • Kilasan Kenangan Hitam, “Carok” pada Masyarakat Madura
      📚 Budaya Madura
    • Geliat Sastra Madura di Bondowoso
      📚 Sastra Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close