Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Tradisi Toron: Konstruksi Agama, Budaya atau Sosial

▲ Menuju 🏛 Home ► Budaya Madura ► Tradisi Toron: Konstruksi Agama, Budaya atau Sosial ► Page 5

Ditayangkan: 20-02-2013 | dibaca : 15,667 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif yakni metode yang memfokuskan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasari satuan-satuan yang bertemali dengan fokus masalah tradisi toron dan etos bisnis etnis Madura. Ditetapkannya etnis Madura sebagai objek penelitian, karena berdasarkan pengamatan sebagian besar masyarakat, tanpa kecuali peneliti sendiri, etnis Madura mempunyai kultur unik. Antara lain tradisi toron (pulang kampung atau pathobin) dalam momen-momen keagamaan tertentu yang dilakukan secara turun-temurun.

Namun demikian di sisi lain mereka dikenal pula sebagai salah satu etnis yang mempunyai etos kerja yang tinggi, sehingga dengan demikian perlu dipahami adakah pertautan antara tradisi toron (mudik) yang termotivasi ajaran agama dan telah membudaya dengan etos kerja mereka.

Tentu saja asumsi dasar dari pendekatan ini hanyalah sebatas bentuk luar (eksternal) dari ungkapan manusia yang mempunyai pola konfigurasi dalam yang teratur (internal), yang dapat dilukiskan kerangkanya dengan menggunakan metode fenomenologi (Dhavamony, 1995: 42-43). Pendekatan fenomenologis sejatinya tidak hanya menghasilkan suatu deskripsi mengenai fenomena yang dipelajari dan tidak pula bermaksud menerangkan hakikat filosofis dan fenomena itu sendiri, sebab fenomenologi bukanlah deskriptif atau normatif belaka. Namun demikian, metode ini memberikan kepada kita, arti yang lebih dalam dari suatu fenomena yang diteliti, sebagaimana dihayati dan dialami oleh komunitasnya sendiri. Ini berarti perlu ada upaya untuk memahami bagaimana tradisi toron etnis Madura menurut sudut pandang, persepsi, dan pemahaman mereka sendiri atau dengan kata lain, penelitian ini berupaya memahami perspektif emik, untuk kemudian dikonstruks menjadi perspektif etik.

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Nilai Filosofis Kompleks Keraton Sumenep
      📚 Budaya Madura
    • Membaca Karakter Orang Madura dari Syair Lagu Madura
      📚 Sastra Madura
    • Perkembangan Bahasa dan Sastra Madura di Bangkalan
      📚 Sastra Madura
    • Perjumpaan Penyair Reboeng Madura
      📚 Sastra Madura
    • Raden Abdul Kadirun, Tokoh Penyebar Islam
      📚 Sejarah Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close