Sebuah mitos yang sudah terlanjur menjadi pembicaraan masyarakat, bahwa keistimewaan perempuan Madura karena ia mampu memberikan kepuasanan bagi kaum laki-laki yang kemungkinan tidak dimiliki perempuan lainnya.
Mitos ini akhirnya menjadi anekdot bahwa urusan kasur bagi perempuan Madura memiliki kiat tersendiri dalam memberi nilai pada lawan “main”nya. Hal ini kerap diumpamakan perempuan Madura bila bikin kopi bukan sendoknya yang mengaduk-aduk, tapi gelasnya yang bergerak memutar sampai kopi dan gula larut didalamnya. Hal ini merupakan satu anggapan dari sejumlah anggapan lain tentang perempuan Madura.
Memang jarang diperbincangkan kelebihan perempuan Madura dalam mepertemahkan persoalan kehidupannya masa selanjutnya. Bahkan kecenderungan yang terdengar, bahwa perempuan Madura tak lebih dari hiasan keluarga yang posisinya diumpamakan seperti bunga melati. Putih cemerlang dan harum semerbak diantara rerimbunan daun hijau. Dengan kata lain, posisi perempuan Madura dinilai dan dijunjung tinggi oleh keluarga, khususnya kaum laki-laki.
Inilah perbedaan wacana yang selama ini muncul ke permukaan tentang perempuan Madura. Wacana etos dan kecerdasaannya jarang diangkat sebagai bagian dari proses kehidupan itu sendiri menjadi hilang. Memang tidak dipungkiri, terdapat persoalan terhadap perempuan Madura menuntut haknya untuk berkembang. Sebagai misal kerap menjadi obyek tradisi yang bertentangan dengan naluri kemanusiaan. Tradisi inilah yang kerap membelenggu perempuan Madura untuk berkiprah lebih jauh.
Dari sinilah buku roman ini berangkat dan berkisah tentang Marlena, dimulai dari kehidupannya yang dibelenggu oleh kenyataan hidup sebagai anak orang miskin dan yatim pula, sehingga ia harus tunduk pada aturan lingkungan yang menekannya.
Marlena kecil, merupakan sebentuk realitas masyarakat tradisional yang dalam ini digambarkan di sebuah wilayah yang namanya kampung Lebak. Kampung ini terletak di desa Lebak kecamatan Pasongsongan. Sumenep. Sebagai keluarga nelayan kehidupan orang tuanya bergantung pada buruh angkut ikan dari laut. Dari sini kisah ini bergulir sampai akhirnya Marlena menjadi bagian penting dalam sebuah kehidupan.
Perjalanan panjang kehidupan Marlena adalah perjalanan panjang perempuan Madura. Perjalanan penuh rintangan yang kerap menggores kenangan pahit getir dalam satu kurun jaman yang penuh dengan pengalaman. Lintasan waktu yang kadang menjebak dan meruntuhkan semangat perjuangan bagi perempuan Madura, kini menemukan kembali jejak-jejak lama yang masih tersisa dalam jiwanya.
Itulah salah satu wujud pergulatan seorang wanita yang dilahirkan dari ganasnya kobaran api jaman dan kungkungan tradisi lingkungan, yang kerap kali menjerumuskan ke lembah penyesalan. Hal ini memang kerap terjadi, khususnya di wilayah pedesaan di bumi nusantara ini. Jadi kalaupun Marlena terjebak di lingkungan tradisi pedesaan Madura, hanya merupakan salah satu contoh bagi generasi bangsa Indonesia, bahwa sebenarnya di daerah-daerah terpencil masih banyak keterbelakangan hidup untuk diperhatikan oleh kaum generasi mudanya. Dan Marlena membuktikan itu semua, meskipun harus berkiprah dalam kondisi yang berbeda.
Kisah membuat pembaca memunculkan rasa haru, sedih, bangga dan bersemangat serta mendorong kekuatan pada sebuah kenyataan yang dihadapi perempaun. Pembelajaran disini, perempuan tidak boleh menyerah pada realitas yang ada. Banyak jalan meski sejumlah batu terjal menghadangnya selama mau menyadari akan fungsi dan kodratnya sebagai perempuan.
Roman ini pernulis berusaha memotret kehidupan perempuan Madura dari beberapa sisi, mulai masa kanak sampai menemukan jati dirinya. Itulah Marlena, dengan segala lika liku kehidupannya.
Selengkapnya silakan kunjungi dan baca sajian per episode Marlena dibawah ini:
-
-
- rlena: Dirundung Duka
- Marlena: Ingin Sekolah
- Marlena; Menepis Badai
- Marlena; Mimpi Buruk
- Marlena; Keluarga Toha
- Marlena; Kesdihan Berantai
- Marlena; Menggapai Harapan
- Marlena; Peristiwa Pagi Hari
- Marlena; Senandung Bunga Cinta
- Marlena; Mimpi-Mimpi Yang Tersisa
- Marlena; Tantangan Baru
- Marlena; Senja yang Berarti
- Marlena; Menyongsong Masa Depan
- Marlena; Awal Datangnya Sepi
- Marlena; Hilangnya Sebutir Mutiara
- Marlena; Kembalinya Kepingan Hati
- Marlena; Rumah Tangga Pak Toha
- Marlena; Bu Rasmi Wafat
- Marlena; Penemuan Dunia Baru
- Marlena; Guncangan Kecil
- Marlena; Pertemuan Sahabat Lama
- Marlena; Antara Dua Pilihan
- Marlena; Perkawinan Kedua
- Marlena; Bias-bias Harapan
- Marlena; Menuju Dunia Baru
- Marlena; Arti Sebuah Perjalanan
-