Tradisi Toron Etnis Madura

Akan tetapi di balik semua itu suatu hal yang perlu disadari bahwasanya para migran itu pada suatu saat tetap berkeinginan untuk pulang kampung dengan berbagai motif yang ikut mendorong mereka. Secara psikologis dalam diri mereka ada kecenderungan untuk melihat kampung halaman yang membesarkannya. Terlebih lagi secara sosiologis, mereka masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan keluarga besar di daerah asal, seperti kedua orang tua, mertua, saudara-saudara dekat maupun jauh, dan lain sebagainya yang secara syar’i maupun kultur mewajibkan mereka untuk bersilaturrahim.

Khusus bagi etnis Madura, yang bermigrasi ke luar pulau, sewaktu-waktu atau dalam momen-momen tertentu mereka banyak yang pulang kampung (toron) yang telah mentradisi dalam jangka waktu yang sedemikian lama.

Ditengarai, mereka melakukan tradisi toron itu, selain karena momen dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) sebagaimana yang dilakukan banyak etnis di Indonesia, namun ada momen-momen lain yang secara khusus dilakukan oleh mereka, yakni acara  Maulud Nabi SAW, perkawinan, dan acara selamatan keberangkatan maupun kepulangan dari ibadah haji.

Responses (2)

  1. asLm.. blog ini sangat bermanfaat untuk menggali informasi, menambah wawasan dan mengenal lebih dalam ttg Madura..
    saat ini saya sedang menulis ttg Madura (sbg tugas dlm studi).. apakah blog ini menyediakan forum diskusi?
    mator sakalangkong atas perhatiannya,
    Nia – mekkasan 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.