Tradisi Toron Etnis Madura

Dengan rasa hormat itu diharapkan rahmat  dan syafaat nabi kelak akan didapat. Sebaliknya, bagi kalangan non santri, mengadakan acara Maulud ibarat wahana (tawassul) untuk menebus dosa dan kelak berharap syafaat dari Rasul, sekalipun mereka merasa tidak menjalankan ajarannya. Memperingati Maulud di kampung halaman merupakan prestise yang mencerminkan sukses bisnis mereka di negeri orang yang membutuhkan cukup banyak biaya. Sebab dari peringatan itulah dapat dipahami ada pertautan antara agama, budaya, dan etos bisnis di kalangan muslim etnis Madura.

Toron (pulang kampung) merupakan sebuah tradisi yang turun-temurun di kalangan etnis Madura, yakni bagi mereka yang telah berdomisili di luar pulau Madura. Semua orang Madura bebas melakukannya sesuai dengan motif masing-masing artinya, tradisi toron tidak mengenal batas sosial apa pun karena setiap orang mempunyai ikatan primordial dengan kampung halaman tempat mereka dilahirkan. Dengan demikian, tradisi toron telah biasa dilakukan oleh komunitas Madura yang melakukan migrasi ke luar Madura dengan alasan untuk mengubah nasib karena tempat asal yang kurang menjanjikan secara ekonomi.

Namun demikian faktor pendorong migrasi itu tentu saja tidak tunggal, artinya semata-mata karena alasan ekonomi, karena dalam kenyataan masih banyak alasan lain seperti karena terjadi perang, keamanan, bencana alam, perkawinan dan lain sebagainya (Kesuma, 2004: 27).

Responses (2)

  1. asLm.. blog ini sangat bermanfaat untuk menggali informasi, menambah wawasan dan mengenal lebih dalam ttg Madura..
    saat ini saya sedang menulis ttg Madura (sbg tugas dlm studi).. apakah blog ini menyediakan forum diskusi?
    mator sakalangkong atas perhatiannya,
    Nia – mekkasan 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.