Oleh Iqbal Nurul Azhar (pusatbahasaalazhar )
A. Pendahuluan
Secara geografis, pulau Madura terletak pada 7˚ LS dan antara 112˚ dan 114 BT (Wiyata, 2002:2009). Di pulau ini terdapat empat kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang Pamekasan dan Sumenep. Pulau Madura dapat dikatakan sebagai pulau multietnik karena pulau ini tidak hanya didiami orang Madura saja, tapi juga didiami oleh orang Jawa, Sunda, Sumatera, Cina, dan Arab. Meskipun struktur masyarakatnya terdiri dari berbagai etnis, mayoritas dari populasi pulau ini adalah penutur asli bahasa Madura yaitu orang Madura dan bahasa komunikasi merekapun bahasa Madura (Azhar, 2008).
Diantara beragam bahasa daerah yang ada di Indonesia, bahasa Madura merupakan salah satu bahasa daerah yang terhitung besar. Hal ini disebabkan karena jumlah penuturnya berada dalam posisi keempat setelah penutur Jawa, Melayu, dan Sunda. Penutur bahasa ini diperkirakan berjumlah lebih dari 7% dari keseluruhan populasi bangsa Indonesia. (Wikipedia, 2006). Dewasa ini, sekitar tiga hingga empat juta orang penutur bahasa Madura mendiami pulau Madura, sedang sisanya, sebanyak sembilan hingga sepuluh juta orang Madura tinggal di Jawa. Kantong penutur bahasa Madura juga dapat dijumpai di Jakarta, Kalimantan, dan Sulawesi. (PJRN: 2006).
Tersebarnya masyarakat Madura di seluruh Indonesia menyebabkan bahasa Madura menjadi bahasa yang “tidak asing di Indonesia.” Salain karena faktor interaksi penutur bahasa Madura dengan penutur bahasa lain, faktor media massa terutama film, sinetron dan lagu juga turut membantu proses pengenalan bahasa ini. Bintang film dan sinetron seperti Kadir, dan Buk Bariyah secara tidak sengaja, meskipun kadang tidak merepresentasikan bahasa Madura yang sesungguhnya, menjadi sosialisator bahasa Madura sehingga bahasa Madura menjadi lebih dikenal luas masyarakat Indonesia. Demikian juga lagu-lagu, telah turut serta mempromosikan bahasa Madura. Lirik lagu Ancor pessena tellor, yang dinyanyikan oleh Imam S. Arifin dengan genre musik dangdut pernah demikian terkenal sehingga banyak orang menjadi paham beberapa kosakata bahasa Madura. (Azhar, 2009), demikian juga lagu tradisional Tondu’ Majeng yang sering dinyanyikan di even-even budaya turut pula mempromosikan bahasa Madura sebagai salah satu bahasa etnik Nusantara.