Karakter Masyarakat Madura Dalam Syair-Syair Lagu Daerah Madura

Lagu dan syair Madura merupakan salah satu wujud dari kebudayaan agung masyarakat Madura. Sayangnya, faktor keterbatasan pemahaman tentang syair lagu Madura inilah yang menjadikan syair-syair itu kurang bermakna. (Misnadin, 2007). Akibatnya, masyarakat Madura kurang bisa menghargai syair-syair tersebut dan hanya menempatkannya sebagai karya budaya yang tidak memiliki peran signifikan sama sekali dalam membangun masyarakat Madura. Padahal apabila dikaji lebih jauh, syair-syair yang terkandung dalam lagu-lagu Madura memiliki makna yang dalam karena mampu memberikan gambaran jelas tentang jati diri masyarakat Madura serta mampu membentuk simbol-simbol sosial yang dapat dipakai sebagai acuan dan pegangan hidup masyarakat Madura secara luas

Artikel ini berusaha memberikan gambaran tentang jati diri masyarakat Madura yang tergambar dalam syair-syair lagu Madura. Gambaran jati diri ini didapat dari hasil kajian pustaka terhadap salah satu buku kumpulan syair lagu daerah Madura yang telah diterbitkan oleh Lembaga Pelestarian Kesenian Madura. Buku yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan berjudul “Kumpulan Lagu Daerah Madura” ini ditulis oleh sepuluh orang penggubah lagu Madura, yakni: R. Amirudin Tjitraprawira, M. Irsyad, Abd. Moeid Qowi, M. Toib, Abd. Moebin, Adrian Pawitra, Riboet Kamirin, Adhira, R. Su”udin Achmad dan Abd. Azis.

Syair-syair lagu-lagu di dalam buku Kumpulan Lagu Daerah Madura ini dibedakan dalam tiga versi yakni: (1) Lagu daerah asli Madura yang ditulis seperti aslinya, (2) Lagu rakyat gubahan, yakni lagu yang diberi lagu pemula dan lagu pengakhir dengan menyisipkan lagu rakyat itu sendiri di dalamnya, dan (3) Lagu rakyat ciptaan, yakni lagu-lagu yang diciptakan oleh para komponis Madura dengan sebagian besar selaras dengan titian nada Madura.

Dari 106 lagu daerah Madura yang ditulis dalam buku di atas, 25 diantaranya adalah lagu daerah asli Madura. Dari 25 lagu daerah tersebut, penulis mengambil 13 syair lagu untuk dianalisa karena penulis menilai, ke 13 lagu tersebut mampu merepresentasikan bagaimana karakter masyarakat Madura sebenarnya. Adapun ke 13 lagu tersebut adalah: “Lir-Saalir”, “Pa’-Opa’ iling”, “Caca Aghuna”, “Les-Balesan”, “Tondu’ Majang”, “Es Lilin Cabbi”, “Kembhangnga Naghara”, “Pahlawan Trunojoyo”, “Pacakang Alako”, “E Tera’ Bulan”, “Pajjhar Laggu,” “Pajjhar”,  dan Ngennes

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.