Karakter Masyarakat Madura Dalam Syair-Syair Lagu Daerah Madura

  “Pajjhar Lagghu” (fajar pagi) adalah lagu yang menggambarkan kegiatan masyarakat pedesaan Madura di pagi hari. Ketika fajar tiba, para petani pergi ke sawah membawa cangkul dan topi (Ngala’ are’ ben landhu’ tor capengnga) untuk bertani  guna menghidupi keluarganya. Mereka bertani tidak hanya untuk memberi makan keluarga mereka tapi juga untuk kemakmuran negara dan bangsanya (Mama’morra nagharana ban bangsana.) Bagi masyarakat Madura bekerja sebagai petani menjadi pekerjaan utama. Meskipun tanah Madura kurang subur, dengan semangat kerja yang giat dan pantang menyerah mereka dapat hidup dari bercocok tanam tersebut.

Sudah menjadi kebiasaan masyarakat Madura untuk bergotong royong dalam bercocok tanam. Kaum lelaki dewasa mencangkul di sawah. Anak-anak yang sudah dewasa dan cukup kuat untuk menggunakan cangkul tidak segan-segan membantu bapak mereka bercocok tanam di sawah dan di ladang. Bagi kaum perempuan, tugas mereka yang utama adalah memasak di dapur dan mengantarkan makanan tersebut ketika siang hari. Semua anggota keluarga memiliki peran dan mereka melaksanakan peran mereka dengan gotong royong. Tanpa gotong royong, pekerjaan mereka akan lama terselesaikan.

  Ngennes

Aduh ngennessa e malem talebat seppena,
Ojhan ta’ ambu, Kelappa rang-rangrang nako’e,
Kali marentek Ebhuna. Kerrong ka Eppa’na se ella abit apesa,
Adhina ana’ bine, Parlo abhilla naghara,
Ngoman ebhuna, Bengrembeng ta’ manggha mekkere,
Tedung cong tedung, Eppa’na lagghu’ la abali.

“Ngennes” (merana) mengisahkan seorang ibu dan anaknya yang ditinggal pergi sang kepala keluarga untuk membela negara (Adhina ana’ bine, Parlo abhilla naghara). Syair lagu di atas juga mengekspresikan kesedihan dan perasaan rindu ibu dan anak yang ditinggal pergi oleh sang kepala keluarga (Kerrong ka Eppa’na se ella abit apesa).

Dalam kenyataannya, kegiatan merantau telah menjadi tradisi turun temurum masyarakat Madra. Banyak laki-laki Madura meninggalkan Madura ke luar pulau untuk bekerja dan mendapatkan uang di daerah tersebut. Mereka biasanya tidak kembali ke kampung halamannya dalam waktu yang lama  meninggalkan keluarga yang dicintainya

http://www.scribd.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.