Lagu “Es Lilin Cabbhi” bercerita tentang penjual es keliling kota yang bekerja untuk menghidupi orang tua dan keluarganya yang tinggal jauh di desa terpencil (e dhisa paghunongan). Keuletan dan kegigihan penjual es yang digambarkan dalam lagu ini merupakan ciri khas orang Madura yang tidak mengenal lelah dan patah semangat dalam bekerja. Mereka tidak malu menjalani pekerjaan apapun asalkan dapat menyambung hidup, halal, serta tidak bertentangan dengan hukum dan norma masyarakat.
Kembhangnga Naghara
Onenga panjhenengan sadhaja para potre e Madhura,
Jha’ dhimen ghi’ bakto jhaman rajha,
Bada kembhangnga naghara
Pangeran Cakraningrat ‘peng empa’,
kasebbhut Sidingkap jhugha..
K’sastreya paneka ampon nyata socce abhilla naghara
K’sastreya se gaga’ bangal bhuru,
E jhi pojhi ta’ bu ambu.
Bhadi kaca kebbhang para ngoda
Pamondhi Madhura….
“Kembhangnga Naghara” (kembang negara) merupakan lagu daerah Madura yang khusus menceritakan kepahlawanan Pangeran Cakraningrat keempat. Dia adalah seorang ksatria dari Madura yang pantang menyerah dan rela berkorban untuk membela bangsa dan negara.
Kepahlawanannya merupakan simbol sifat orang Madura. Mereka gigih, rela berkorban dan pantang menyerah untuk membela kebenaran dan keadilan yang dapat dijadikan teladan oleh para pemuda penerus bangsa (Bhadi kaca kebbhang para ngoda pamondhi Madhura).
Lagu ini, berusaha menggugah masyarakat Madura untuk meneladani semangat juang Pangeran Cakraningrat keempat. Meskipun beliau sudah wafat ratusan tahun yang lalu, orang Madura harus berusaha mengenang jasa-jasa dan menteladani jiwa kepahlawanannya. Semangat, keberanian, keikhlasan berjuang, dan kesukarelaan Pangeran Cakraningrat keempat, patut dijadikan contoh untuk membangun suku dan bumi Madura kedepan.