Lagu “Pa’- Opa’ Iling” biasanya dinyanyikan orang tua ketika mereka menimang atau mengajak bermain anaknya yang masih kecil.
Meskipun lagu ini hanya terdiri dari empat baris, lagu ini sarat makna. Mayoritas orang Madura beragama Islam. Sebagai masyarakat yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam, masyarakat Madura mewajibkan anak-anaknya untuk belajar mengaji sejak dini (Ajhar Ngajhi) agar mereka bisa pintar. Ngaji disini tidak hanya diartikan belajar membaca Al-Qur’an tetapi bisa diartikan pula sebagai kegiatan mencari ilmu-ilmu dunia bagi bekal kehidupan di masa yang akan datang
Untuk memberikan jaminan bahwa anak-anak mereka dapat dan lulus mengaji, para orang tua harus bekerja keras. Pekerjaan sekeras apapun, dan meskipun hasilnya kecil, (Reng towana tar ngaleleng, le olena gheddhang bighi) akan mereka lakukan asal anak mereka dapat mengaji dan lulus dengan baik.
Caca Aghuna
Ya’ tampar ya’ tampar, mulet nyono’ ka cengkol, mon lapar yu’ nono tela sapekol, ka’ korang, ka’ korang, ka’ korang, mon coma neng sapekol, arapa ma’ pada bongsombongan, acaca ta’ mambhu ongnaongan, lebbi becce’ caca seaghuna, nyauwaghi ka jhuba’ panyana, arapa arapa, bhujung bada eroma, acaca acaca ngangghuya tatakrama, yu’ kanca kakabbhi, yu’ kanca pada a alako se aghuna.
“Caca Aghuna” (kata yang bermanfaat) berisi nasihat untuk selalu berhati-hati dalam mengatakan sesuatu. Orang akan dihormati atau dihina karena perkataannya. Kita selalu mengatakan sesuatu yang baik dan berguna karena akan menjauhkan diri dari kejelekan (lebbi becce’ acaca seaghuna, nyawuaghi ka jhuba’ panyana).