Daftar Pustaka
- Abdurachman. 1971. Sedjarah Madura: seladjang pandang Cet. II. Pertj. Automatic the sun smp.
- De Jonge, Huub. 1989. Madura dalam empat zaman: pedagang, perkembangan Ekonomi, dan Islam suatu studi antropologi ekonomi. Jakarta: Gramedia.
- —————– (ed). 1989. Agama, kebudayaan, dan ekonomi: studi-studi interdisipliner tentang masyarakat Madura. Jakarta: Rajawali.
- Lombard, Denys. 1996. Nusa Jawa silang budaya bag. III: warisan kerajaan-kerajaan konsentris. Jakarta: Gramedia
- ——————–. 2005. Nusa Jawa silang budaya bag II: Jaringan Asia. Jakarta: Gramedia
- Reid, Anthony. 1999. Dari ekspansi hingga krisis: jaringan perdgangan global Asia Tenggara 1450-1680 jilid II. Jakarta: Yayasan Obor.
- Sedyawati, edi. et al. 1992. Tuban: kota pelabuhan di jalan sutra. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Jakarta.
- Surat Kabar
- Arifin, Lilliany. S. “Akulturasi pada keraton Sumenep dan Masjid Jamik di Madura”.
- Kompas: Minggu, 5 Februari 2006.
- Chris Pudjiastuti & Fabiola Ponto. “Ukiran Madura di Makam Tua”.
- Kompas: Minggu 16 April 2006.
- Nurbaity merupakan mahasiswi jurusan Ilmu Sejarah FIB UI angkatan 2002 yang telah menyelesaikan studinya tahun 2006 dan saat ini sedang menjalani studinya di Program Pascasarjana UNJ Program Studi Pendidikan Sejarah.
- Anthony Reid, Dari ekspansi hingga krisis: jaringan perdagangan global Asia Tenggara 1450-1680 jilid II, (Jakarta: Yayasan Obor, 1999), hal 1.
- Produknya yang berupa cengkeh, pala, kayu cendana, kayu sapan, kamfer, dan pernis mendapatkan pasaran sejak zaman Romawi dan Han. Lihat Reid, ibid.
- Ibid, hal 3.
- Catatan Belanda memberikan penjelasan bahwa hanya jung Jawa yang terbesar, yaitu yang membawa beras dari Jawa ke kota di Sumatra dan Semenanjung Malaya, bobotnya lebih dari 200 ton. Sampai 1620 raja Mataram masih memiliki sebuah jung pengangkut beras seberat 400 ton. Lihat Reid, ibid., hal 53.
- Undang-undang maritim Malaka disusun pada waktu itu oleh sekelompok pemilih kapal Melaka yang sebagian besar berasal dari Jawa. Ibid., hal 52.
- Abad ke-16 yang panjang di Birma dan Jawa menjadi tanda satu-satunya sebelum abad ke-20 ketika bandar-bandar di Pantai memainkan peranan politik dan budaya yang dominan. Ibid hal 53.
- Denys Lombard, Nusa Jawa silang budaya bag. III: warisan kerajaan-kerajaan konsentris, (Jakarta: Gramedia, 1996), hal 35.
- Huub de Jonge, Madura dalam empat zaman: pedagang, perkembangan ekonomi, dan Islam suatu studi antropologi ekonomi, (Jakarta: Gramedia, 1989), hal 44.
- Ibid., hal 47.
- Wali-wali yang tertua terdapat di Jawa Timur, karena agama Islam itu datangnya lewat perdagangan. Dengan demikian pusatnya di pelabuhan-pelabuhan seperti Surabaya, Tuban, dan Gresik. Lihat Abdurachman, Sedjarah Madura: seladjang pandang Cet. II. Pertj. Automatic the sun smp., 1971, hal 16.
- Denys Lombard, Nusa Jawa Silang Budaya, jilid II., (Jakarta: Gramedia, 2000), hal. 60.
- De Jonge, op cit., hal. 50.
- Ibid.
- Asal kata Madura adalah Lemah dan Doera yang mencerminkan karakter keberanian, cara berpikir dan bahasanya karena pengaruh keadaan alam yang gersang dan berbukit kapur .Lihat: Abdurachman, op cit., hal. 155.
- Ibid, hal.6.
- Ibid, hal. 10.
- de Jonge, op cit., hal. 240.
- Ibid., hal. 240—241.
- Parsanga merupakan nama suatu daerah di Sumenep. Lihat: Abdurachman, op cit., hal.16
- Sunan Padusan atau Raden Wiyopodho adalah salah satu kerabat sekaligus murid dari Sunan Ampel
- Abdurrachman. op cit., hal. 18.
- Ibid., hal. 11.
- Pangeran Katandur adalah putra dari Sunan Pakaan, cucu sunan Kudus.
- Vici Lusiana, “Percampuran kebudayaan pada arsitektur Masjid Jamik Sumenep”, Skripsi Sarjana Arkeologi FS UI, 1995,
- de Jonge, op cit., hal. 11.
- Sintawati, “Tata letak bangunan kompleks keraton Sumenep perbandingan dengan keraton Mataram Jawa Tengah”, Skripsi Sarjana Arkeologi FSUI,1995.
http://belajarsejarah.com/?pilih=semuanya&kode=1&id=26
