III
Salah satu diantara pepatah Madura ada yang berbunyi abantal omba’ asapo’ angen (berbantal ombak berselimut angin). Ungkapan ini menggambarkan cita-cita, ketangguhan dan sikap pantang menyerah kepada laut betapa pun kerasnya gelombang menggebu. Kalau kita melihat peta Indonesia, pulau Madura akan terlihat di bagian bawah seperti seekor induk ayam yang diikuti tidak kurang 70 ekor anaknya yang merupakan pulau-pulau kecil yang termasuk kepualauan Madura.
Dari banyak pulau itu sejak dahulu kala muncul bahariwan-bahariwan tangguh yang sanggup untuk mengarungi laut sampai keseluruh laut di kawasan Nusantara. Agar bisa mengarungi laut mereka membuat perahu. Untuk menunjukkan bahwa orang Madura punya etos kelautan, Sulaiman, BA telah berkeliling ke seluruh pulau-pulau yang termasuk kepulauan Madura. Dari hasil penelitian yang tebalnya lebih dari 200 halaman itu ditemukan bahwa bentuk-bentuk perahu Madura sebanyak 36 jenis, dengan nama jenis bentuk yang berbeda pula, antara lain: parao lete’, lo-molowan, sampan pajangan, sampan kateran, janggolan, parao kaci’ dan lain-lain. Dua jenis di antaranya sekarang sudah punah dan tidak dibuat orang lagi, yaitu paddhuwang dan karoman.
Dari 36 jenis bentuk perahu itu bisa ditarik kesimpulan bahwa orang Madura pada abad-abad yang lalu telah berupaya menjawab permasalahan hidup, antara lain dengan menjadi pelaut, karena itu mereka membuat aneka ragam perahu yang bentuknya disesuaikan dengan keadaan medan di laut.
Ir. Bambang Irawan, seorang peneliti dari Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya, pernah mengatakan, bahwa, sudah sepantasnya kalau dibangun sebuah “museum bahari” di Madura, mengingat kekayaan ragam perahu Madura dengan semua variasinya merupakan salah satu kekayaan khasanah kebudayaan Indonesia.
Saya pribadi sangat bgga jdi org mdura…mampu menjunjung tinggi adat,budaya,ahlak dan sopan santun…ttp dgn standar AGAMA ISLAM..jadi bringas dan galak klo mmg di ganggu..tegas,tuntas klo di garai…pas dan yakin dlm brtindak…kata hadis..(IS KARIMAN AW MUT SYAHIDAN..)artinya:hidup scara terhormat…sling menghargai..klo tidak di hormati dan tdk d hargai lbh baik Mati…majulah MADURA ku..aku bangga pda ibu pertiwimu MADURA..
mmm.. maaf ane sendiri asli orang madura tapi besar dijakarta,, sedikit share dulu ya. kehidupan dibetawi dengan berbagai polemik dan perbedaannya menurut ane asik2 aja. Ane sendiri sebelumnya gak pernah tau apa2 itu tentang kampung halaman karena waktu itu masih kecil. Sampe beranjak dewasa ane ketemu beberapa perantau lain yang nanya “kamu asli mana sih?” “mmmmm madura” timbullah trading topik ;
oo,kok gak keliatan maduranya ya!orang madura rajin2 ya kerja keras. Gak sekolah aja bisa jadi orang sukses, tapi nyari duitnya gak halal ya kadang suka ribut suka nyuri & bla bla bla”
dari situ ane yang emang blas sama sekali gak tau apa2 cuma bisa nunduk & diem sambil pelan2 tanya sana/i sama orang tua sanak saudara bak wartawan mencari keterangan. Hasilnya waw dari yang pernah ribut sama FBR,kasus sambas,ambon belum lagi kasus sesama saudara sendiri.
lari dari sekian penjelasan ane bengong dan muncul sejuta tanda tanya di kepala “kok gini ya,kok gitu ya,kok tega ya bla bla bla”,sampe jadi takut sendiri ngaku orang madura seperti yang ditulis sampean diatas. Over all mathur sekelangkong review blogg ny banyak open mind & bermanfaat.