Nama-nama yang saya sebut di atas seharusnya menjadi contoh teladan bagi orang Madura masa kini untuk bisa hidup bermakna dan berguna bagi orang lain.
Miringnya imej tentang orang Madura itu ialah karena kurangnya informasi yang luas yang mampu untuk menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya. Selama ini publikasi tentang Madura belum mengungkapkan sikap krakteristik orang Madura secara mendasar sehingga denyut lubuk jantung Madura yang sebenarnya masih sedikit sekali dikenal orang.
II
Buku-buku ilmiah yang membicarakan hal itu bukan hanya jarang tetapi agak sulit dijumpai. Kesulitan ini saya atasi dengan melacak beberapa rujukan yang masih mungkin didapat dengan mencari ungkapan-ungkapan dalam bentuk peribahasa, seloka dan lain-lain, yang menggambarkan sikap budaya manusia Madura.
Sastra Madura, terutama sastra lisan pernah berkembang dengan semarak. Sebelum ada radio dan televisi sering dijumpai seorang nenek di bawah bulan purnama berdongeng kepada cucu-cucunya. Tradisi bertutur sebelum tahun 1970-an menjadi kegiatan yang mengasikkan. Buku “Siman dan Simin jilid II” karangan Oemar Sastrodiwirjo melukiskan 2 orang anak sekolah (SD) ketika berlibur ke rumah neneknya mendapat hadiah dongeng yang menyenangkan. Buku bacaan itu meskipun fiksi, tetapi benar-benar menggambarkan realitas kehidupan sehari-hari pada tahun 1950-an. Sekarang sudah jarang nenek yang bisa mendongeng.
Sastra lain yaitu pepatah petitih yang selalu diucapkan untuk menanggapi liku-liku kehidupan sehari-hari. Meskipun pepatah sekarang jarang dipakai terutama dalam pergaulan di kota namun dari pepatah lama itu masih bisa ditangkap warna dan sikap jiwa masyarakat Madura dari generasi ke generasi, meskipun pada empat dasawarsa terakhir ini sudah terasa adanya kecendrungan bergesernaya nilai-nilai, yaitu sejak bahasa Madura tidak lagi diajarkan di sekolah-sekolah.
Saya pribadi sangat bgga jdi org mdura…mampu menjunjung tinggi adat,budaya,ahlak dan sopan santun…ttp dgn standar AGAMA ISLAM..jadi bringas dan galak klo mmg di ganggu..tegas,tuntas klo di garai…pas dan yakin dlm brtindak…kata hadis..(IS KARIMAN AW MUT SYAHIDAN..)artinya:hidup scara terhormat…sling menghargai..klo tidak di hormati dan tdk d hargai lbh baik Mati…majulah MADURA ku..aku bangga pda ibu pertiwimu MADURA..
mmm.. maaf ane sendiri asli orang madura tapi besar dijakarta,, sedikit share dulu ya. kehidupan dibetawi dengan berbagai polemik dan perbedaannya menurut ane asik2 aja. Ane sendiri sebelumnya gak pernah tau apa2 itu tentang kampung halaman karena waktu itu masih kecil. Sampe beranjak dewasa ane ketemu beberapa perantau lain yang nanya “kamu asli mana sih?” “mmmmm madura” timbullah trading topik ;
oo,kok gak keliatan maduranya ya!orang madura rajin2 ya kerja keras. Gak sekolah aja bisa jadi orang sukses, tapi nyari duitnya gak halal ya kadang suka ribut suka nyuri & bla bla bla”
dari situ ane yang emang blas sama sekali gak tau apa2 cuma bisa nunduk & diem sambil pelan2 tanya sana/i sama orang tua sanak saudara bak wartawan mencari keterangan. Hasilnya waw dari yang pernah ribut sama FBR,kasus sambas,ambon belum lagi kasus sesama saudara sendiri.
lari dari sekian penjelasan ane bengong dan muncul sejuta tanda tanya di kepala “kok gini ya,kok gitu ya,kok tega ya bla bla bla”,sampe jadi takut sendiri ngaku orang madura seperti yang ditulis sampean diatas. Over all mathur sekelangkong review blogg ny banyak open mind & bermanfaat.