Warisan Budaya Madura Masa Lampau

D. Zawawi Imron

D. Zawawi Imron

Kesenian Madura yang lain seperti, topeng dhalang, sandur, pojian, ratep, pantil, sintung, sronen dan lain-lain merupakan warisan budaya Madura masa lampau yang banyak diperlihatkan para pengamat seni karena karakter Maduranya yang spesifik.

Dari semua hasil kreatif orang Madura yang berupa kesenian itu secara umum bisa disimpulkan adanya ekspresi estetik orang Madura. Juga dalam pepatah “abantal omba’ asapo’ angen” tersirat gejolak jiwa yang ingin melanglangbuana serta kesiapan dan ketabahan untuk melawan segenap rintangan betapapun besar dan hebatnya.

Hal itu dibuktikan pula dengan banyaknya orang Madura yang suka merantau, mengadu untung di negeri orang, baik menjadi pedagang kaki lima, penjaja sayur, penjual sate, pedagang buah-buahan, pekerja kasar dan ada pula yang pedagang menengah dan usahawan. Umumnya mereka memulai usaha-usaha dari kelas yang paling bawah, dan mereka berusaha dengan tekun dan tabah untuk memperbaiki kehidupannya. Semangat kerja keras untuk mencari sesuap nasi tampak sekali, yaitu mereka mau bekerja apa saja meskipun dipandang rendah oleh orang lain, asalkan rejeki yang didapatnya halal.

Mereka terus berusaha menyelami medan kehidupannya  sehingga satu ketika ditemukan seni sukses atau kiat dalam bidang usahanya. Refleksi dan spontanitas mereka setelah mapan dalam sebuah bidang usaha, betapapun kecilnya usaha itu, tercermin karakter yang khas baik dalam sikap maupun dalam ucapannya.

Dari pepatah yang saya  sebutkan pertama ini, tersimpul gairah hidup, vitalitas untuk tetap tegar menghadapi penderitaan dan hambatan. Hal itu merupakan denyut nadi manusia Madura yang berupaya tabah menghadapi pahit getirnya gelombang kehidupan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.