D. Zawawi Imron
Kesan miring tentang Madura sebenarnya akibat tindak tanduk negatif sebagian kecil orang Madura di perantauan. Salah satu contoh, ludruk Surabaya yang populer pada tahun 1950-an sering menampilkan cerita Pak Sakera, laki-laki beringas yang banyak menumpahkan darah. Tokoh legendaris yang banyak merenggut nyawa dengan celuritnya itu agaknya, secara simbolis telah dianggap mewakili sosok laki-laki Madura.
Ditambah lagi ada segelintir orang Madura yang menjadi barisan “Cakra” yang dikoordinir penjajah Belanda pada zaman revolusi fisik. Barisan itu terdiri dari orang-orang Madura yang digunakan Belanda untuk menghancurkan kedaulatan R.I. di pulau Jawa. Kebanyakan mereka terdiri dari buruh kasar, pekerja pelabuhan, penjual sate, buruh dan pedagang kecil yang terdesak oleh tekanan ekonomi, di samping mereka tidak mengerti nasionalisme. Karena bujukan Belanda akhirnya mau menjadi serdadu bayaran.
Imej negatif akibat beberapa kasus yang saya sebutkan di atas bukan hanya menjadi kabut bagi orang-orang luar Madura saja, bahkan sampai-sampai ada beberapa gelintir putera Madura setelah sukses di rantau yang kemudian merasa malu dan enggan mengaku orang Madura. Akibat kesan negatif itu banyak orang menjadi lupa kepada Aria Wiraraja yang menjadi konseptor berdirinya kerajaan Majapahit; lupa kepada Trunojoyo yang pemberontakannya pernah mengkocarkacirkan kekuatan kolonial Belanda di Jawa; lupa kepada K.H. Kholil Bangkalan yang murid-muridnya menjadi pemimpin-pemimpin pesantren besar yang bertaburan di seluruh Indonesia; lupa kepada M. Tabrani yang menjadi salah seorang pelopor tercetusnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928; serta lupa kepada Abd. Halim Perdanakusuma yang gugur untuk kemerdekaan Indonesia.
Saya pribadi sangat bgga jdi org mdura…mampu menjunjung tinggi adat,budaya,ahlak dan sopan santun…ttp dgn standar AGAMA ISLAM..jadi bringas dan galak klo mmg di ganggu..tegas,tuntas klo di garai…pas dan yakin dlm brtindak…kata hadis..(IS KARIMAN AW MUT SYAHIDAN..)artinya:hidup scara terhormat…sling menghargai..klo tidak di hormati dan tdk d hargai lbh baik Mati…majulah MADURA ku..aku bangga pda ibu pertiwimu MADURA..
mmm.. maaf ane sendiri asli orang madura tapi besar dijakarta,, sedikit share dulu ya. kehidupan dibetawi dengan berbagai polemik dan perbedaannya menurut ane asik2 aja. Ane sendiri sebelumnya gak pernah tau apa2 itu tentang kampung halaman karena waktu itu masih kecil. Sampe beranjak dewasa ane ketemu beberapa perantau lain yang nanya “kamu asli mana sih?” “mmmmm madura” timbullah trading topik ;
oo,kok gak keliatan maduranya ya!orang madura rajin2 ya kerja keras. Gak sekolah aja bisa jadi orang sukses, tapi nyari duitnya gak halal ya kadang suka ribut suka nyuri & bla bla bla”
dari situ ane yang emang blas sama sekali gak tau apa2 cuma bisa nunduk & diem sambil pelan2 tanya sana/i sama orang tua sanak saudara bak wartawan mencari keterangan. Hasilnya waw dari yang pernah ribut sama FBR,kasus sambas,ambon belum lagi kasus sesama saudara sendiri.
lari dari sekian penjelasan ane bengong dan muncul sejuta tanda tanya di kepala “kok gini ya,kok gitu ya,kok tega ya bla bla bla”,sampe jadi takut sendiri ngaku orang madura seperti yang ditulis sampean diatas. Over all mathur sekelangkong review blogg ny banyak open mind & bermanfaat.