Kobhung, Bangunan Tradisional Masyarakat Madura

Oleh Nor Hasan

Dalam tatanan bangunan Madura, Kobhung menempati posisi penting. Bangunan ini menjadi pusat taneyan. Hampir semua bangunan keluarga di Madura memiliki Kobhung. Inilah yang unik di Madura. Letaknya rata-rata di sebelah Barat, selain menandakan arah kiblat juga gampang mengawasi keamanan lingkungan keluarga. Diantara fungsi Kobhung, selain sebagai tempat peristirahatan dan berkumpulnya keluarga dan kerabat, juga sebagai tempat menerima tamu dan tempat beribadah keluarga. Yang terpenting – dari sekian banyak fungsi Kobhung– adalah sebagai pewaris nilai-nilai tradisi luhur masyarakat Madura. Nilai luhur yang selalu ditekankan berupa kesopanan, kehormatan, dan agama. Dalam tulisan ini, Kobhung diasumsikan mampu membentuk generasi Madura yang kokoh pada tradisi, memiliki jiwa luhur, hormat dan sopan, serta rasa memiliki yang kuat dan tanggung jawab terhadap tanah air.

***

Kalau kita berjalan di daerah pedesaan Madura, kita akan menemukan bangunan rumah yang berkelompok. Antar kelompok rumah tersebut biasanya terdiri dari satu atau dua rumah tinggal, langgar – di Pamekasan bangunan langgar disebut pula Kobhung 1)- dan kandang. Tatanan bangunan tersebut biasanya disebut taneyan atau halaman yang dikelilingi rumah dan bangunan lain.

Di pedesaan Madura, bangunan ini (Kobhung atau langgar) hampir dapat dipastikan ada pada setiap kelompok dan sampai sekarang tetap eksis menjalankan fungsinya. Begitu pentingnya bangunan ini sehingga ada anggapan dalam masyarakat Madura bahwa taneyan tanpa Kobhung atau langgar dianggap kurang lengkap, atau dengan istilah lain camplang alias ta’ ghenna’.

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.