Dalam filsafat hidup orang Madura ada ungkapan “mon ba’na etobi’ sake’ ajja’ nobi’an oreng” (kalau kamu dicubit merasa sakit janganlah mencubit orang). Jika ungkapan di atas difahami dengan sikap cerdas, seseorang akan berusaha keras untuk menghormati orang lain, agar orang lain tidak terlukai oleh ulahnya.
Membunuh orang meskipun demi martabat sudah tentu sangat bertentangan dengan hukum yang berlaku, akan tetapi kalau kriminalitas carok bisa ditekan mereda, tidak berarti harus menekan pupusnya harga diri. Menata harga diri untuk hidup terhormat adalah sesuatu yang essensial dalam kemanusiaan yang adil dan beradab. Pepatah “pote mata pote tolang, ango’ poteya tolang” apabila dipandang dengan akal sehat, bisa dijadikan panduan untuk memuliakan martabat kemanusian setiap orang, dengan catatan, interpretasi yang cenderung mengarah ke kriminalitas harus dibuang jauh-jauh.
*****
Tulisan bersambung: