Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
    • Baca dan Ikuti Kisah Bersambung: Marlena
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Tatanan Nilai Idealistik Orang Madura

▲ Menuju 🏛 Home ► Budaya Madura ► Tatanan Nilai Idealistik Orang Madura

Ditayangkan: 13-07-2012 | dibaca : 9,316 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

D. Zawawi Imron

D. Zawawi Imron

Kalau ada orang Madura yang berbuat aniaya, malas, suka menipu dan manipulasi, suka mengganggu hak orang lain, jelas ia telah keluar dari tatanan nilai idealistik sebagai konsensus yang telah disepakati bersama. Sikap tercela lainnya dalam pandangan hidup orang Madura, raja cethak (besar kepala alias sombong), acethak dhuwa’ (berkepala dua alias munafik), tama’  (rakus), dan lain-lain. Sikap seperti itu harus dihindari karena bisa merusak persaudaraan dan pergaulan.

VII

Dari uraian di atas, barangkali telah bisa dilihat sosok budaya manusia Madura, yang idealistik yang masih relevan untuk dijadikan bekal membangun masa depan yang lebih baik. Dalam buku “Mempertimbangkan Tradisi”, WS. Rendra menyatakan bahwa, tradisi itu tidak seluruhnya harus digusur habis. Manusia sekarang perlu bersikap kreatif terhadap tradisi. Maksudnya, bagian tertentu dari tradisi yang sudah beku harus dibuang karena ia bisa menghambat dinamika kehidupan.

Tradisi yang tidak pernah dikelola secara kreatif dan kritis sama dengan jalan-jalan di tempat, tidak akan pernah maju kedepan. Sedang waktu terus akan berjalan bersama arus modernitas. Sekelompok manusia yang disebut masyarakat yang memeluk tradisi secara kaku tidak akan bisa menjawab permasalahan-permasalah kehidupan yang nantinya semakin kompleks.

Pages: 1 2 3

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Marlena
Lilik Soebari
Babad Madura Line
    • Upacara Nadar dalam Upacara Pembuatan Garam di Sumenep (3)
      In Tradisi Madura
    • Mengintip Budaya Primitif dari Jendela Islam
      In Budaya Madura
    • Diturunkan Menjadi Adhipati Madura Bergelar Arya Wiraraja
      In Legenda Madura
    • Keturunan Kerajaan Madura Tewas dalam Serangan Mataram
      In Sejarah Madura

  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • Diminati

    • Nilai Filosofi Tradisi Rebbã Bulan Ramadhan di Sumenep
    • Dibalik Kisah Sang Waliyullah Bindara Saod
    • Sejarah Buju’ Batu Ampar Pamekasan
    • Ki Moko dan Terciptanya Api Tak Kunjung Padam
    • Memahami Perilaku Budaya Orang Madura

ALBUM LAGU MADURA

 

© All Rights Reserved. Lontar Madura
Free Wordpress Themes by Highervisibility.com

Close