Orang Madura, baik yang tinggal di pulau Madura maupun yang ada di perantauan seyogyanya tidak meninggalkan nilai-nilai luhur yang telah saya uraikan untuk menjamin hidup rukun dan damai. Khusus bagi orang Madura yang ada di rantau, ada nasehat dari orang tua-tua: oreng andhi’ tatakrama reya padha bi’ pesse Singgapur ekabalanja’a e dhimma bai paju (Orang punya budi pekerti baik itu seperti dollar Singapura, akan dibelanjakan di mana saja laku). Karena itu setiap orang Madura seyogyanya tetap mengutamakan budi luhur untuk menjalin persaudaraan dan persahabatan dengan siapa saja dan dengan etnik mana saja.
Akhirnya, marilah kita terus berpikir dan bekerja. Berpikir, membaca, menulis, berdiskusi dan berseminar. Tapi tidak cukup itu saja. Manusia Madura harus bekerja, terlibat dan turun tangan untuk membentuk peradaban baru.
Pustakaan
- Siahaan, Hotman M. Carok Sebagai Masalah Komunitas di Pedesaan Madura, Kumpulan Makalah Lokakarya Penelitian Sosial Budaya Madura, Proyek Peningkatan Sarana Pendidikan tinggi, Dedikbud R.I. 1982.
- Rendra, WS. Mempertimbangkan Tradisi, Gramedia, Jakarta, 1980.
- Poespowardojo, Soerjanto, dan K. Bertens, Sekitar Manusia, Gramedia, Jakarta, 1982.
- Winarno. Bondan, Kesederhanaan Ala madura, Majalah Libety, 14 Januari 1984
- Wingjoamidarmo, Mas. Baburugan Becce’, Percetakan Goevermen, Jakarta, 1909.
*****
Tulisan bersambung:
- Mengenal Pandangan Hidup Orang Madura
- Warisan Budaya Madura Masa Lampau
- Baburugan Becce’ , Senjata Utama Bagi Orang Madura
- Tatanan Nilai Idealistik Orang Madura