Sandhur Pantel: Pembuka Pintu Langit

Sandhur  Pantel Pembuka Pintu Langit

Sandhur Pantel adalah sebuah bentuk seni tradisional berasal dari desa Ambunten Barat, kecamatan Ambunten. Seni tradisi ini hidup dalam masyarakat tradisional dan merupakan sebuah upacara (prosesi) ketika berhubungan dengan Dzat Tunggal, penguasa alam semesta. Kesenian Sandhur ini adalah sebuah ungkapan kekecilan dan kekerdilan serta ketidakmampuan manusia ketika menghadapi berbagai masalah, musibah dan cobaan. Sandhur merupakan sebuah jembatan, ketika berhubungan dengan Tuhan Penguasa alam semesta. Bentuk kesenian ini digunakan sebagai media untuk menolak dan mengusir serta menjauhkan bencana yang direfleksikan dalam bentuk puji-pujian, rangkuman doa-doa yang diiringi oleh nyanyian (tembang), ragam gerak tarian serta diiringi oleh musik.

Untuk merefleksikan kehendak yang terkandung tersebut, maka diadakanlah kesenian Sandhur Pantel dianggap mampu membuka pintu langit dan Tuhan Penguasa alam semesta mengulurkan kasih sayangnya. Kesenian Sandhur Pantel dipentaskan adalah untuk memenuhi hajat orang banyak, komunitas tertentu atau pun secara individual. Pementasan Sandhur Pantel dipentaskan adalah untuk memohon agar hujan segera turun apabila kemarau panjang datang  serta sumber air sangat kecil. Kedua, apabila para nelayan berkurang hasil tangkapan ikannya (rokat pangkalan), ketiga untuk sebuah acara rokat anak (rokat pandabha), dan terakhir pementasan Sandhur Pantel dilaksanakan untuk proses penyembuhan.

Makna yang lebih mendalam dari pesan-pesan yang disampaikan adalah manusia haruslah menjaga keselarasan dan keharmonisan dengan lingkungan alam. Apabila manusia sudah meninggalkan dan tidak mempedulikan lagi pada lingkungan sosial, lingkungan alam bahkan tidak ada rasa takut dan tunduk kepada Sang Pencipta, maka akan terjadi berbagai musibah. Melalui media Sandhur, manusia diingatkan kembali kedudukannya sebagai makhluk yang lemah dan dhoif. Di samping itu melalui media Sandhur Pantel manusia merekatkan tali ukhuwah Islamiah dan bersama-sama mencari ridho, pertolongan dan perlindungan Allah SWT.

Response (1)

  1. Kebudayaan Madura harus dilestarikan, agar tidak lekang dimakan usia, karena di jaman ini sudah banyak sekali kaum muda yang tidak mempedulikan lagi kebudayaan leluhurnya,,,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.