Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Upacara Adat Pangantan Benusan di Sumenep

▲ Menuju 🏛 Home ► Tradisi Madura ► Upacara Adat Pangantan Benusan di Sumenep

Ditayangkan: 27-03-2012 | dibaca : 9,797 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Syaf Anton Wr

pangantan-banusanDisalah satu desa, namanya Karangbudi yang terletak di  kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep, tepatnya sekitar 8 km kearah timur daya dari kota Sumenep, ada kampung oleh masyarakat setempat di sebut kampung Benusan.

Kata Benusan sendiri menuru  cerita konon disana pernah terjadi peperangan antara antara Pangeran Lor dengan Prajurit Bali. Peperangan itu terjadi  disebelah  selatan kampung Benusan atau posisinya di tengah-tengah persawahan. Ditempat tersebut ada bidang tannah yang agak tinggi yang oleh masyarakat setempat disebut tenggina , atau tempat yang tinggi.

Dsalam peperangan tersebut tentu mengakibatkan kedua belak pihak ada yang luka atau kalah (tato). Nah, para prajurit yang tato diusung dengan menggunakan bendusa (bendosa/ alat pemikul jenazah dari kayu) yang kerap diucapkan oleh  orang Bali. Tapi ternyata ucapan tersebut (barangkali) salah dengar yang diterima oleh masyarakat sekitar, akhirnya kata bendosa diucap menjadi bennosa, yang selanjurnya menjadi Benusan. Kata Benusan itulah akhirnya melegenda dan dijadikan nama kampung tempat peperangan itu terjadi, yaitu Kampung Benusan.

Konon sebelum Pangeran Lor jadi adipati, seorang  adipati bernama Arya Wirya Wigananda bertahta di  Gapura, nsmun  tidak seberapa lama lalu meninggalkan wilayah kekuasaannya itu dan meninggalkan  parajuti-prajuritnya. Dan pada akhirnya para prajurit tersebut menetap dan banyak bedomisili di Desa Karangbudi dan Braji

Pages: 1 2 3 4 5 6 7

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Inilah Silsilah Asta Sindir dan Para Adipasi Sumenep
      📚 Sejarah Madura
    • Lestarikan Tradisi dan Budaya Madura
      📚 Budaya Madura
    • Adat dan Kepribadian Orang Madura
      📚 Budaya Madura
    • prasasti gresikPertahanan Benteng Gresik dari Serangan Pasukan Madura
      📚 Sejarah Madura
    • Syi’ir Madura Media Kontemplasi dan Laku Dzikir Di Madura
      📚 Sastra Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close