Raja-raja Sumenep yang Berkuasa Masa Pra Islam

Ilustrasi

Dalam membahas raja-raja Sumenep pra-Islam, ada kiranya memperhatikan terlebih dahulu periode kedatangan Islam ke dalam keraton Sumenep. Sejumlah peneliti memperkirakan bahwa Islam masuk ke Sumenep pada masa kepemimpinan Panembahan Joharsari, sehingga beberapa kalangan, khususnya masyarakat Sumenep, berpendapat bahwa raja Islam pertama di dalam kerajaan Sumenep adalah Panembahan Joharsari. Bila begitu, raja-raja Sumenep pra-Islam yang dapat diketahui hanya empat raja, yaitu Aria Wiraraja, Aria Bangah, Aria Lembu Suranggana Danurwenda, dan Aria Asrapati. Gelar Panembahan menjadi salah satu faktor mengenai dasar pendapat ini, karena gelar Panembahan biasanya merupakan gelar yang diberikan kepada raja-raja Islam. Teori ini sejatinya mengandung kelemahan karena dua hal, yaitu masalah keturunan dan penguasa utama pada masa kepemimpinan Panembahan Joharsari (Majapahit).

Secara keturunan, Panembahan Joharsari adalah putra dari Aria Asrapati, raja Sumenep sebelumnya. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa Panembahan Joharsari telah masuk Islam pada saat ia memimpin, namun sulit diterima karena Aria Asrapati termasuk raja yang dipercaya oleh raja Majapahit (pendapat ini disandarkan oleh gelar Aria yang digunakannya, gelar Aria adalah gelar yang diberikan raja Majapahit kepada raja-raja yang benar-benar dapat memberikan teladan).

Pada masa kepemimpinan Panembahan Joharsari (1319 – 1331), Sumenep masih berada di bawah kekuasaan Majapahit. Pada periode kepemimpinannya, masa-masa keruntuhan Majapahit juga masih jauh, sehingga sulit dikatakan bahwa Panembahan Joharsari sudah memeluk agama Islam, mengingat hubungan Sumenep dan Majapahit cukup erat. Bukan sekadar hubungan personal, tetapi juga hubungan politik, dikisahkan dalam Nagara Krtagama, bila ada raja-raja bawahannya yang melanggar keputusan raja Majapahit, seperti pembayaran upeti, kepatuhan terhadap agama Siwa, dan penghormatan kepada raja Majapahit dengan berbagai persembahan, maka raja bawahan yang melanggar akan diserang habis-habisan oleh raja Majapahit. Dengan demikian, sulit disimpulkan bahwa Panembahan Joharsari adalah masa raja Islam pertama di Sumenep.

Pendapat kedua mengenai raja Islam pertama di Sumenep adalah Panembahan Mandharaka. Bila dilihat dari bentuk makam, makam Panembahan Mandharaka memang berkumpul dengan makam-makam Islam. Dari garis keluarga, Panembahan Mandharaka merupakan keturunan Panembahan Joharsari, yang merupakan cicit dari Aria Wiraraja. Secara periode, serupa dengan Panembahan Joharsari, masa kepemimpinan Panembahan Mandharaka (1331 – 1339) juga masih jauh dari masa keruntuhan Majapahit, sehingga sulit disimpulkan bahwa ia telah masuk Islam, mengingat Sumenep adalah kerajaan yang setia pada Kerajaan Majapahit. Begitu pula dengan raja-raja keturunannya, masih sulit disimpulkan bahwa mereka telah masuk Islam. Menurut Huub de Jonge, sampai masa keruntuhan Majapahit, Sumenep adalah kerajaan yang setia dengan Majapahit.

Baru pada masa kepemimpinan Jokotole (1415 – 1460), hubungan dengan ulama Islam diceritakan jelas pada Babad Sumenep. Hubungan itu tercipta dari perkawinan antara putri Jokotole dengan Sunan Padusan, putra dari Usman Haji dan Nyai Geddemaloko. Nyai Geddemaloko merupakan putri dari Sunan Ampel. Bila dilihat dari keterangan pada sumber itu, dapat dipertimbangkan bahwa terjadi perubahan corak di dalam kerajaan Sumenep. Meski belum jelas secara politik, hubungan melalui perkawinan itu menunjukkan bahwa terjadi persentuhan antara Islam dengan keluarga kerajaan Sumenep. Akan tetapi, pendapat bahwa Sumenep pada masa selanjutnya telah dikuasai oleh raja-raja beragama Islam juga belum dapat disimpulkan, karena keterangan jelas seperti keterangan yang menyatakan hubungan antara Jokotole dan Sunan Padusan di Babad Sumenep sukar ditemukan.

Yang pasti, pada masa kepemimpinan Tumenggung Kanduruwan, Sumenep telah dikuasai oleh raja beragama Islam. Pendapat ini sangat kuat karena Tumenggung Kanduruwan adalah salah satu bagian dari keluarga Kesultanan Demak (putra Raden Fatah). Secara periode, pada masa kepemimpinan Tumenggung Kanduruwan, Majapahit telah berada di ujung keruntuhannya, sehingga kekuasaan politiknya melemah. Sumenep yang menjadi wilayah bawahan Majapahit sejak berdirinya, sangat mudah lepas dari kekuasaan sentralistik Majapahit. Apalagi pada masa itu, Kesultanan Demak sebagai kerajaan bercorak Islam tampil dengan kekuatan politik yang kuat.

Dengan demikian, jarak masa yang paling aman untuk menyebutkan raja-raja Sumenep pra-Islam adalah berawal dari masa kekuasaan Aria Wiraraja yang secara kepemimpinan ditunjuk oleh Prabu Kertanegara sampai pada masa kepemimpinan raja Sumenep sebelum Tumenggung Kanduruwan atau masa kekuasaan Raden Aria Wanabaya, yang biasa disebut juga dengan Secodiningrat V. Keruntuhan Majapahit sebagai kerajaan utama di kepulauan Nusantara pada awal abad ke-16 juga menjadi alasan mengapa jarak masa yang paling aman adalah sampai pada masa sebelum kepemimpinan Tumenggung Kanduruwan. Di bawah ini berikut raja-raja Sumenep pra-Islam berdasarkan pendapat tersebut:

Raja-Raja Sumenep Pra Islam

NO NAMA TAHUN BERKUASA
1. Ario Banjak Wide (Ario Wiraraja) 1269 – 1292
2. Ario Bangah 1292 – 1301
3. Aria Lembu Suranggana Danurwenda 1301 – 1311
4. Aria Asrapati 1311 – 1319
5. Panembahan Joharsari 1319 – 1331
6. Panembahan Mandharaka 1331 – 1339
7. Pangeran Bukabu Notoprojo 1339 – 1348
8. Pangeran Baragung Notoningrat 1348 – 1358
9. Raden Anggung Rawit (Secodiningrat I) 1358 – 1366
10. Tumenggung Gadjah Pramudo (Secodiningrat II) 1366 – 1386
11. Panembahan Blingi (Ario Pulang Jiwa) 1386 – 1399
12. Pangeran Adi Poday (Ario Baribin) 1399 – 1415
13. Pangeran Jokotole (Secodiningrat III) 1415 – 1460
14. Raden Aria Wegonando (Secodiningrat IV) 1460 – 1502
15. Pangeran Siding Puri (R. Aria Wonoboyo alias Secodiningrat V) 1502 – 1559

Tulisan bersambung:

  1. Masa Kejayaan Kerajaan Sumenep Pra Islam
  2. Raja-raja Sumenep yang Berkuasa Masa Pra Islam
  3. Peperangan Periode Koloneal di Tanah Sumenep
  4. Kerajaan Sumenep Masa Periode Islam
  5. Masa Keemasan Zaman Sultan Abdurrahman
  6. Pengaruh Islam dalam Sistem Birokrasi Pemerintahan Sumenep
  7. Hubungan Kerajaan Sumenep dengan Belanda
  8. Pengawasan VOC Tidak Seketat Madura Barat
  9. Konflik yang Mengakibatkan Keruntuhan Kerajaan Sumenep

Responses (3)

  1. Mohon maaf sebelumnya, kalau boleh bertanya apakah raja-raja yang memerintah di kadipaten sumenep itu adalah keturunan langsung dari Prabu Arya Wiraraja? Soalnya saya mencari di google jarang ada yang memberikan keterangan mengenai silsilah beliau (Arya Wiraraja) dan keturunannya. Mohon arahannya???

  2. Untuk melengkapi tulisan ini ada baiknya menengok buku ATLAS WALISONGO karangan Agus Sunyoto. Di buku itu dituliskan bahwa raja’Islam di Madura adalah keturunan dari kerajaan Islam Lumajang yang ada sebelum Demak.

    1. Terima kasih
      Memang tulisan ini memang dibatasi oleh penulisnya. Pihak penulis lain bisa melengkapi dengan referensi tulisan-tulisan lainnya yang ternya mengalami pembaruan informasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.