Madura Menurut Catatan Sejarah

Keadaan Alam serta Kehidupan Sosial Ekonomi di Madura Pada Zaman Dahulu Kala

lontar madura Namun curah hujan tertinggi di pulau tersebut pada tiap bulannya rata-rata tidak melebihi dari 200 mm. Suhu di pulau Madura pada umumnya tinggi. Pada musim barat suhu rata-rata 28°C, sedangkan pada musim timur mencapai 35o

Kehidupan sosial-ekonomi pada zaman dahulu kala ialah dalam era kekuasaan raja-raja Madura sendiri, keadaan rakyatnya makmur. Banyak sumber-sumber air yang mengalirkan airnya ke sawah-sawah dan Iadang-Iadang. Hutan jati melintang dan Aroshbaya di Bangkalan sampai ke Batang-Batang di Surnenep. Musim hujan Iebih lama dari musim kemarau. Kecuali padi dan jagung ditanam juga kapas. Pemintalan kapas tersebar di mana-mana. Sarung yang dihasilkan dan permintalan tersebut “sarong poleng”.

Tentang kemakmuran pulau Madura pernah dilaporkan oeh Gubernur Jenderal Kompeni Maetsuyker kepada Dewan 17 di negeri Belanda, bahwa pulau Madura adalah pulau yang makmur. Bupati Sampang waktu itu melaporkan bahwa di daerahnya ada hutan yang lebat. Cerita “Bangsacara dan Ragapadmi” yang ditulis oleh seorang pujangga Madura mengemukakan tentang adanya kijang dan rusa yang berkeharan di Pulau Kambing, adanya hutan yang kehijau-hijauan dikelilingi oleh laut yang airnya bercorak biru seperti beludru.

Cultuurstelsel ciptaan Van den Bosch dihapus karena Belanda ingin menerapkan liberalisme. Tetapi untuk memperoleh tenaga buruh yang murah maka diterapkan politik kemiskinan dan kebodohan. Rakyat diizinkan menebang pohon jati sebanyak-banyaknya. Dalam tempo yang singkat, hutan jati yang melintang dari Bangkalan sampai Sumenep habis ditebang. Akibatnya tiap tahun air hujan membawa erosi bermilyun-milyun M3 ke laut dan sawah menjadi rusak tidak dapat ditanami. Rakyat yang tadinya hidup makmur tidak kurang sandang pangan, menjadi miskin. Sampang setiap tahunnya mengalami banjir, pada musim paceklik rakyatnya menderita kelaparan.

Dengan politik kemiskinan dan kebodohan ini hanya Belandalah yang beruntung, ialah mendapat tenaga murah untuk dipekerjakan di perkebunan-penkebunannya di daerah Jawa Timur.

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.