Madura Menurut Catatan Sejarah

Dalam masa pemerintahan Jepang, sejak tanggal 18 Maret 1942, kekejaman tentara Jepang yang menginjak-iniak nilai dan martahat rakyat Madura, serta  angkaramurkaannYa telah menimbulkan penderitaan yang membebani rakyat, sehingga pada tahun 1943 telah berkobar suatu pemberontakan di desa Prajan, Sampang, dipimpin pesantren setempat. Kemudian ia serta pemimpin-pemin pesantren lainnya ditangkap dan ditembak mati. Akhirnya atas campur tangan Panglima Tentara Jepang (Seiko Sikikan) di Jakarta, mereka yang masih ditahan dihebaskan kembali dan pembantaian lebih lanjut dapat dihentikan.

Pulau Madura dan Penduduknya Ditinjau dari Segi Kepentingan Militer dan Pemerintahan

Mengacu kepada pengalaman kerajaan Majapahit, sampai dengan abad ke-16, baik pemerintah jajahan Belanda maupun pemerintah jajahan Jepang, berpendapat bahwa penguasaan pulau Madura adalah sangat penting artinya, baik dalam rangka pengawasan dan pengamanan route pelayaran di sekitar perairan tersebut, maupun untuk melindungi dan mengamankan fasilitas serta instalasi kemiliteran yang dibangun di sekitar perairan pulau Madura.

Di samping itu letak pulau Madura yang hanya terpisah dan Jawa oleh selat Madura, merupakan tempat yang ideal untuk digunakan sebagal konsolidasi pasukan yang kelelahan dari daerah pertempuran di Jawa.

Kemanfaatan pulau Madura bagi kepentingan militer lebih menonjol lagi setelah pemenintah Jajahan, baik Belanda maupun Jepang menggunakan Surabaya sebagai pangkalan Kapal Perang (Marine Vlootbasis).

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.