Sekilas, Lintasan Masa Lampau Madura
Menghadapi tantangan tersebut sebagian besar orang Madura —terutama yang berpendidikan dan mampu bersaing —berswakarsa mencari kehidupan di tempat lain. Sehingga tidak heran memasuki milenium ketiga dari sekitar 13.000.000 orang Madura yang ada, kira-kira hanya seperempatnya saja yang bertahan bermukim di pulaunya. Adapun sisanya berdiaspora ke pelbagai pelosok nusantara dan bahkan melanglang buana. (Mien Ahmad Rifai / Lontar Madura)
Tulisan diatas disalin dari buku Manusia Madura, Pembawaan, Perilaku, Etos Kerja, Penampilan, dan Pandangan Hidupnya seperti Dicitrakan Peribahasannya, ditulis oleh Mien Ahmad Rifaie, Penerbit: Pilar Media Yogyakarta, Cetakan I: Maret 2007, hal: 30 s/d 40;
Dibawah layak dibaca
Hampir Semua penguasa kerajaan-kerajaan kecil Sumenep, Pamekasan, Jamburingin, Blega, dan Kota Anyar gugur melawan serangan penaklukan Sultan Agung, kecuali Adipati Sampang yang membelot dan Iangsung menyerahkan diri. Ia kemudian dijadikan penguasa baru Madura barat, namun secara halus disandera serta diharuskan terus tinggal di ibu kota Mataram dengan jalan dikawinkan pada adik Sultan Agung, dan kemudian secara anumerta dihadiahi gelar Cakraningrat I. > SAYA KIRA INI BUTUH KOREKSI BUAT PENULIS !! secara logika bagai mana R.praseno menjadi adipati sampang dimana pada saat itu dia masih anak-anak sementara bagaimana dia membelot karena waktu itu dia masih usia anak … saya kira penggunaan kata membelot tidak pas digunakan pada kalimat ini …. mudah2an ada revisi lebih lanjut dari penulis, terima kasih
Terima kasih koreksinya, mudah-mudahan komentar anda dibaca oleh penulisnya