Legenda Mata Air Desa Paseraman Kamal

Si petani sangat terkejut dengan keadaan yang menimpa wanita cantiknya itu. Ia sangat sedih telah meninggalkan sang putri sendirian dan memilih untuk tinggal sendiri di tengah hutan. Selama beberapa hari sang putri yang malang itu tinggal di gubuk bambu si petani miskin. Si petani memiliki sepetak tanah yang ditanami padi dan jagung, selama beberapa hari sang putri hanya mengkonsumsi padi dan jagung hasil panen si petani, namun sang putri sangat bahagia dan bersyukur dapat bertemu lagi dengan si petani miskin yang dicintainya itu.

Si petani ingin sang putri terbebas dari penyakit mengerikannya itu. Ia berjanji akan mengantarnya ke pulau Jawa agar penyakitnya dapat sembuh. Selang beberapa hari, mereka memutuskan untuk pergi ke pulau Jawa agar penyakit sang putri dapat segera disembuhkan. Mereka melakukan perjalanan dengan berjalan kaki, karena mereka tak punya kuda untuk ditunggangi.

Mereka membawa sejumlah makanan sebagai bekal dalam perjalanan. Setelah beberapa hari berjalan, mereka tak kunjung menemukan tepi laut agar dapat menyeberang ke pulau Jawa.

Sang putri merasa sangat kelelahan dan keadaannya semakin menurun, ia tak bisa melanjutkan perjalanannya lagi. Si petani sangat cemas dengan keadaan sang putri, ia mencoba mencari desa ditengah hutan tersebut untuk meminta sedikit air, namun ia tak menemukan tanda – tanda kehidupan di hutan tersebut. Keadaan sang putri terus memburuk, ia memerlukan air untuk kerongkongannya yang sudah beberapa hari tidak merasakan kesegaran air karena bekal air bersih mereka sudah habis selama perjalanan.

Pada suatu malam, si petani menggendong sang putri dan merebahkan tubuhnya di sebuah pohon yang kokoh dan rindang. Ia berdoa agar sang putri dapat terus bertahan hidup dan disembuhkan dari penyakitnya. Keesokan harinya, saat si petani terbangun, ia menemukan sebilah tombak di dekat tempat ia tertidur. Ia tidak mengerti mengapa benda tajam itu tiba – tiba muncul begitu saja padahal hanya ada dua orang di hutan itu dan mereka berdua tidak membawa tombak itu sebelumnya. Ia sangat bingung akan digunakan untuk apa tombak itu, ia lebih membutuhkan air atau obat bagi sang putri.

Responses (3)

  1. legenda nya masuk akal juga, karna saya tinggal di paseraman,
    bekas kolam mata air itu masih dapat disaksikan disekitar lapangan bola warga Paseraman Kamal..

    LAPANGAN SEPAK BOLA SEBELAHMANA???
    MANA ADA LAPANGAN SEPAK BOLA DI PASERAMAN???

    TAPI.. dibagian kuburan umum kamal yang bagian sisi paseraman deket bambu2 itu ketika warga gali kuburan dapat 1- 1,5 meter gak sampai dapat 2 meter, selalu muncul sumber air ya lumayan deras juga..
    hehehe percaya gak percaya ya SELAMA 25 TAHUN, SAYA TINGGAL DISITU emang gitu keadaannya..

  2. MANA ADA PASERAMAN NAMA DESA, ITU NAMA KAMPUNG BUKAN DESA..
    HEHEHEHE..
    TAPI MENARIK JUGA LEGENDANYA..
    KARNA ITU NAMA KAMPUNG SAYA. HEHEHEHE..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.