Dari kisah-kisah rakyat Madura yang telah disampaikan di atas, para orang tua dari gadis yang hamil di luar nikah itu sebenarnya bisa saja menutupi kehamilan anak gadisnya dan memilih mendiamkan saja masalah itu dengan alasan kasih dan sayang Namun hal ini tidak dilakukan karena mereka menganggap bahwa kehormatan harus lebih diutamakan daripada perasaan sayang mereka. Jika tidak dihukum, bisa jadi, hal yang sama akan terjadi pada yang hin. Ternyata, karena hukuman ini diterapkan dengan konsekuen, hukuman ini kemudian mengantarkan pada terjadinya hal positif di kemudian hari pada bayi yang dikandung anak perempuan tersebut, yaitu anak-anak yang dilahirkannya menjadi orang-orang yang kuat karena belajar dari kesalahan orang tuanya.
Dari apa yang dikisahkan di atas, kita dapat melihat bahwa orang Madura sejatinya mempercayai pentingnya penjagaan harga diri yang berhubungan dengan anak gadis mereka. Mereka menganggap bahwa dengan anak perempuan mereka melempar jauh-jauh harga dirinya untuk melakukan tindakan-tindakan yang melanggar norma seperti hamil di luar nikah, hal ini mencoreng nama keluarga dan sudah selayaknya diberi hukuman yang berat
Persepsi “ketidaktahanan pada perasaan malu” ini sebenarnya dapat menjadi modal sosial yang dimiliki masyarakat Madura yang dapat digunakan dalam menyambut jaman modern. Tinggal bagaimanakah para pemangku kekuasaan mengarahkan modal sosial ini agar memiliki daya dorong masyarakat yang akseleratif.
Dalam konsep pembangunan nasional, karakter yang kuat yang berhubungan dengan ketidaktahanan pada perasaan malu, penjagaan diri sendiri dan harga diri dipandang perlu untuk dikembangkan karena dapat melahirkan generasi muda yang tangguh dan berharga diri. Ini juga berlaku pada seluruh generasi muda Madura tidak hanya generasi perempuannya saja.
Dalam konsep masyarakat Madura, pemangku kekuasaan harus menekankan pada penjagaan dua hal yaitu watak dan sifat masyarakat Sifat merupakan dasar watak yang dibawa sejak lahir, sehingga ia menjadi ciri khas seseorang yang dapat membedakan dirinya dengan orang lain.. Sedangkan watak didefinisikan sebagai sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, tingkah laku, budi pekerti, dan tabiat.
Hal ini sering disebut dengan kepribadian atau karakter. Kedua hal tersebut (sifat dan watak) selalu membentuk gaya seseorang dan mempengaruhi caranya beradat istiadat Jika orang Madura telah memiliki sifat dan watak ketidaktahanan pada perasaan malu, penjagaan diri sendiri dan harga diri, maka tentu ini adalah nilai positif yang dapat dilabelkan pada masyarakat Madura. Kehk, jika sifat dan watak ini telah mendarah daging dalam. masyarakat Madura, maka ia akan menjadi sebuah kepribadian. bangsa yang dapat dibanggakan.
Kepribadian ini banyak dipengaruhi oleh adat, aturan, dan tatakrama setempat. Ada ungkapan menarik bagi orang Madura mon babatek maso’ ka otek ta’ kennéng tek-otek, ngaléndhi (jika watak sudah mengakar di otak, tidak bisa diubah oleh apa pun dan oleh siapa pun). Anggapan masyarakat Madura bahwa kehormatan bagi orang Madura adalah nilai luhur yang harus dijunjung tinggi dapat dikuatkan oleh pemangku kekuasaan di Madura menjadi sebuah tenaga yang dapat mendorong aspek-aspek yang lebih besar seperti nasionalisme dan kecintaan pada kejayaan negeri.
Sikap ini dapat dikembangkan untuk mendukung segala program pemerin seperti penjagaan kehormatan kepada bahasa nasional dan hubas daerah, mata uang rupiah, serta produk-produk dalam negeri. Dengan tagline mahu serta menjaga harga diri, hal hal tersebut dapat ditawarkan kepada masyarakat agar dapat diterapkan dalas kehidupan mereka.
Penjagaan pada kehormatan di Madura juga dapat berimbas pada kondusifitas aktivitas kehidupan masyarakatnya. Kehormatan itu mengatur atau menstruktur situasi sosial sedemikian rupa sehingga pelanggaran terhadap kehormatan tersebut dapa dicegah, Karena aturan kesopanan dan kehormatan ini put hubungan antar masyarakat diatur paling tegas sehingga tidak saling bersinggungan. Dengan demikian, keamanan dan kenyamanas masyarakatpun dapat terjaga.
Masalah kehormatan, harga diri, dan status adalah masald keluarga. Oleh karena itu setiap anggota keluarga harus menjag nama baik diri dan keluarganya, bahkan harus rela berkorban deni nama baik keluarga. Dengan menjaga nama baik keluarga. penyelesaian konflik tidak perlu kemudian melibatkan keluarga jauh bahkan teman. Oleh sebab itu, pemangku kekuasaan harus dapat menggerakkan keluarga agar dapat menjadi tenaga yang potensial untuk mengawal gerakan penjagan harga diri ini.
Masyarakat Madura merupakan suatu bentuk masyarakat ke yang timbul berdasarkan hubungan kekerabatan. Di dalam masyarakat Madura, terdapat ikatan sosial yang kokoh di antara sesama anggotanya. Ikatan sosial ini ditandai dengan keanggotaan yang relatif kecil, solidaritas di antara sesama anggota masyarakat serta adanya kepemimpinan yang kharismatik yang timbul dan dalam hubungan kekerabatan. Dengan demikian dapat dikataka bahwa hubungan kekeluargaan dalam suatu masyarakat tidak dapat dipisahkan dari tata susunan atau struktur masyarakat yang bersangkutan, karena di antara keduanya ada hubungan timbal balik
Dari waktu ke waktu Kontak masyarakat luar memungkinkan suatu kelompok masyarakat Madura mengalami perubahan sosial dalam waktu cepat atau melalui kurun waktu yang panjang. tergantung dari berbagai aspek dorongan baik dari dalam maupun dari luar masyarakat tersebut. Di jaman modern ini. Masyarakat Madura mulai bergeser dari pola kehidupan tradisional menuju ke pola kehidupan masyarakat modern, namun tidak seluruhnya meninggalkan pola kehidupan tradisional
Proses ini yang disebut perubahan pola tradisional menuju modernisasi telah melenyapkan atau setidaknya menghancurkan tradisi bama, seperti perubahan pada norma-norma yang ada di masyarakat tradisional Artinya masyarakat secara harmonis terikat dan berusaha mempertahankan nilai dan norma tersebut dalam kestabilan bersama. Dalam sudut pandang ini, perubahan dan konflik berusaha diselesaikan sendiri di lingkungan internal mereka agar tidak merusak tatanan sosial yang sudah ada. Ini menunjukan unsur norma merupakan hal yang penting di dalam masyarakat Madura.
Perubahan sosial yang sedemikian cepat membutuhkan sosok pemimpin Madura yang mampu memahami perubahan tersebut Pemimpin Madura yang sukses adalah pemimpin yang dapat menyesuaikan kondisi diri dengan norma yang baru yang diinginkan oleh masyarakatnya, serta di dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya.
Ia harus dapat memahami bahwa jaman sekarang, fungsi kepemimpinannya mencakup memahami situasi dan kondisi kehidupan masyarakatnya, pertahanan dan pemodifi kasian norma dan tujuan masyarakatnya sesuai kebutuhannnya, penumbuhan peranan akan kelembagaan yang dapat menunjang pemenuhan kebutuhan masyarakat, serta pengharmonisan pola pola hubungan kerja dalam masyarakat Ini berarti bahwa terhadap situasi/kondisi wilayahnya ia harus mempunyai kelenturan di dalam melaksanakan sebuah aturan untuk kepentingan masyarakat Madura di tengah gempuran teknologi, ideologi dan kebudayaan modern yang semakin maju dewasa ini, tanpa menghilangkan identitas dari masyarakat tradisional Madura tersebut
Disalin dari buku; Oreng Madhura, Keyakinan, Prinsip Hidup, dan Potensi Tersembunyinya, Penulis: Iqbal Nurul Ashar, Penerbit: LkiS, Cetakan 1: 2017, halaman 60-63
Tulisan bersambung:
1. Orang Madura dan Kehormatan Anak Gadisnya
2. Kehamilan Potré Konéng
3. Penguatan Karakter Menjunjung Tinggi Harga Diri