Pemukiman dan Kehidupan Sosial Nelayan Kampung Bandaran

Tradisi Masyarakat

Sudah sejak lama Madura telah menjadi pembicaraan masyarakat, sekalipun pulau yang satu ini tidak besar akan tetapi penduduknya mempunyai kepribadian yang khas dan menarik untuk dibicarakan. Bila bepergian ke seantero kepulauan di Indonesia hampir dapat dipastikan kita akan bertemu dengan orang yang berasal dari Madura. Secara tidak langsung dengan memperhatikan keadaan sekitar kita dapat mengetahui kebiasaan dari orang Madura yang berada di sekitar kita meskipun mereka tidak lagi berada di pulau Madura, namun kebiasaan memang sudah mendarah daging.

Ada beberapa tradisi yang sudah melekat pada orang Madura, begitu pula yang sudah menjadi tradisi masyarakat di kampung Bandaran ini. Antara lain dapat kita lihat dari bahasanya dengan dialek yang sangat khas. Salah satu kebiasaan lain yang patut kita tiru menupakan kebiasaan menabung yang tidak hanya dalam bentuk uang melainkan juga dalam bentuk investasi masa depan misalnya dalam bentuk perhiasan emas dan sebagainya. Biasanya hasil tabungan ini digunakan para elayan untuk memperbanyak jumlah perahunya atau untuk membeli perahu mesin, kadang kala digunakan untuk naik haji yang merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu.

Nelayan mempunyai kemampuan untuk membaca arah angin, kapan air laut pasang dan kapan surutnya. Mereka juga mengetahui kapan bulan-bulan yang bagus buat menangkap ikan dan tangkapan apa yang akan mereka dapatkan. Kemampuan yang istimewa ini hanya dapat kita temui di desa nelayan yang tak hanya di desa nelayan ini.

Pada saat-saat dimana hasil tangkapan sangat minim didapat, para nelayan beralih menjadi pembuat kerupuk. Meskipun hanya pekerjaan sampingan, membuat kerupuk juga merupakan suatu pendapatan yang mencukupi bagi para nelayan. Kerupuk buatan nelayan ini terbuat dari hewan laut yang kemudian diberi nama terung-terung. Selain kerupuk, mereka juga membuat ikan kering, sotong kering.

Namun dalam hal ini sangat ironis jika diketahui akan eksisnya keberadaan tengkulak yang menjadi tempat para nelayan menjual hasil tangkapannya. Keberadaannya yang telah lama semakin eksis hingga perekonomian modern menampilkan KUD Mina pada kampung nelayan namun tidak pernah seberhasil desa nelayan di daerah lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.