Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Cangkolang: dari Moralitas Magis

▲ Menuju 🏛 Home ► Tradisi Madura ► Cangkolang: dari Moralitas Magis

Ditayangkan: 26-05-2011 | dibaca : 6,221 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Pendidikan tradisional di Madura adalah pendidikan agama. Karena itu ia begitu mementingkan moralitas. Karena moralitas adalah inti ajaran Islam seperti ditegaskan oleh Nabi Muhammad saw: Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Dari pendidikan agama itu moralitas diajarkan dan dibudayakan sehingga mewarnai kehidupan masyarakat.

Tentu saja tidak berarti bahwa masyarakat Madura tidak memiliki moralitas sebelum masuknya pendidikan keagamaan. Karena itu, moralitas Islam tidak masuk pada sebuah miliu hampa, tapi pada miliu dengan kultur yang memuat moralitas setempat. Yang terjadi adalah akulturasi unsur Islam dengan unsur lokal yang kemudian melahirkan rumusan khas.9

Cangkolang sebagai bagian dari “kebijaksanaan lokal” (local wisdom) adalah salah satu bentuk akulturasi yang muncul dalam bentuk konsep yang kemudian menjadi sistem keyakinan dalam bentuk doktrin.

Pada dasarnya ia adalah konsep yang tidak sederhana. Hanya saja pengertiannya mengalami simplifikasi dengan hanya dipahami sebagai prilaku lancang, terutama kepada guru dalam kaitannya dengan pendidikan. Secara lebih umum, cangkolang tidak hanya berarti lancang kepada guru, tapi juga kepada orang tua dan semua orang yang dihormati.

Cangkolang adalah sikap dan prilaku lancang yang harus dihindari untuk menghormati orang terhormat (dalam konteks ini: guru).10 Tidak sekedar itu, cangkolang terkait dengan konsep lain, yakni tola (kualat) dan basto (kutukan). Tola adalah akibat negatif yang bersifat pasif dari orang yang mendapat perlakuan cangkolang, sementara basto terjadi karena tindakan aktif (mengutuk) orang yang bertindak cangkolang.

Tola dan basto diyakini sebagai kecelakaan dalam arti mendapat sanksi sosial berupa penilaian negatif dari masyarakat, khususnya penilaian sebagai orang tak bermoral dan tidak dipercaya dalam berbagai hal. Selain itu juga ada dampak religius berupa ketidakbahagiaan baik di dunia dan ancaman kecelakaan di akhirat.

Pages: 1 2 3 4

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Pemerintahan Madura pada Masa Hindia Belanda
      📚 Sejarah Madura
    • Daeng Karaeng, dari Makasar Membabat Giliyang
      📚 Tokoh Madura
    • Dongeng Madura Dibukukan dalam Tiga Bahasa
      📚 Peristiwa Madura
    • Pembentukan Negara Madura Tahun 1948
      📚 Sejarah Madura
    • Eksotisme Gua Mahakarya, Wisata Alam Pulau Gili Iyang
      📚 Wisata Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close