Makna Sekep dan Nilai Pusaka Madura

Syaf Anton Wr

Salah satu bentuk sekep yang paling dominan dipergunakan oleh kalangan bangsawan ialah keris pusaka. Kalangan pencinta pusaka semacam ini terfokus diwilayah Madura bagian timur, khususnya di Kabupaten Sumenep.

Bila membuka lembar sejarah pada masa kejayaan Madura, saat pertama Prabu Kertanegara dari Singosari mengutus dan melantik Raden Arya Wiraraja sebagai adipati Sumenep (Madura timur), pada tahun 1269 M. Maka charisma Madura semakin terangkat ke permukaan khusunya dimata raja-raja di Jawa. Mulai saat itu, periode kehidupan kalangan keratin mulai berkembang, sebagai sentral terbentuknya kultur yang mengarah pada kehidupan feodalisme artistokrat lahan “ilmu”. Dari situlah muncul ilmu-ilmu kedigdayaan yang antara lain tersebut dalam kekuatan pusaka.

 Banyak macam pusaka Madura yang hingga saat masih dimiliki sebagai warisan leluhur keturunan para digdaya di Sumenep. Antara lain yang cukup dikenal yakni pusaka keris “ si Tambi”, “Bulu Ayam”, “Banuaju”, “Pamor Pakung”, “Si Jarum”, “Si Punjung”, “Baramma Batu”, “ Si Banir” dan “ Se Kelap”.

“Se kelap”, menurut Maknoen seorang pecinta pusaka di Sumenep merupakan diantara deretan pusaka yang cukup dikenal masyarakat Sumenep, karena keris pusaka itu dibuat oleh seorang empu terkenal dimasa lampau, tapi mudah ditiru oleh para pengrajin keris jaman sekarang. Sedang “Si Tambi”, menurut riwayat punya daya melumpuhkan serangan, tanpa harus mengorbankan nyawa. Barang siapa memiliki “Si Tambi”, keris kraton yang bergambar kepala kuda, maka akan terjamin keselamatannya. Sebab misalnya sedang pergi jauh dan berada ditempat yang rawan kejahatan, maka para penjahat yang bermaksud berbuat jahat kepada pemegang pusaka itu, tak akan terlihat. Dan dengan “Si Tambi” pula pemiliknya lebih mampu mengontrol diri untuk tidak berbuat gegabah dan emosi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.