Pola Pemukiman Penduduk Masyarakat Madura

Kehidupan masyarakat yang mengandalkan kepada bidang pertanian dan sebagai nelayan, mereka cenderung hidup secara berkelompok. Mereka bermukim di tempat tinggal yang sederhana,terdiri atas satu keluarga. Lama-kelamaan menjadi gabungan beberapa keluarga, sehingga membentuk kelompok antara keluarga yang dikenal dengan istilah “tanean lanjang”.

Di zaman kerajaan Hindu sistem penataan ruang tanean lanjang yang melandasi tata letak kompleks perumahan Madura menjadi semakin mantap. Seperti diketahui rumah-rumah tradisional masyarakat Madura dibangun berjajar dan arah barat ke timur dalam suatu pekarangan. Rumah pertama terletak di barat daya menghadap ke selatan dan rumah-rumah berikutnya dibangun di kiri atau di sebelah timurnya.

Rumah pertama ditempati orang ma sedangkan rumah berikutnya ditempati anak perempuan pertama yang berkeluarga. Di arah yang berlawanan menghadap ke arah utara didirikan dapur, lumbung padi, kandang sapi dengan tujuan supaya mudah diawasi oleh pemiliknya. Sekarang di ujung barat halaman hampir selalu ditempatkan langgar yang berfungsi sebagai musholla keluarga merangkap tempat tidur para tamu (laki-laki) yang berasal dan jauh.

Tulisan berkelanjutan:

Sedangkan pagarnya merupakan belahan bambu yang diikatkan pada tanaman hidup, seperti pohon Nagasari (Meseafetrea), bodi (Ficus religiasa), melati (Jasminz.cm sambac) dan lain-lain. Semua tanaman ini secara khusus dibawah dan India dan diperkenalkan ke Nusantara sebagai tanaman pendatang. Sekarang tanaman yang sering dijumpai di tanèyan lanjang adalah kelor (Moringapterigoiperma), kelapa gading (Cocos nucipfera), kayu palembang (Lannea coromandaliga), sirih (Piper betle) serta pohon buah-buahan. (Lontar Madura)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.