Sebutan kata Sumenep sampai saat ini masih terdapat perbedaan dalam memaknainya. Di kalangan kelompok terpelajar dan tinggal di sekitar pusat kabupaten Sumenep, umumnya menyebut dengan kata Sumenep. Sedangkan masyarakat yang tinggal di pedesaan, menyebutnya dengan Songennep. Persoalan manakah sebutan yang paling awal, Sumenep atau Songennep?, kitab tertua yang mencantumk an nama wilayah ini ialah buku Pararaton yang ditulis pada tahun 1475-1485, dálam Bab VI disebutkan Asal-Usul Nama Sumenep.
- . . . ., Kinon Adipati Ring Sungeneb, anger ing Madura Wetan, artinya: Disuruh menjadi Adipati di Songenneb, bertempat tinggal di Madura Timur.
- Alama raden Wijaya baneng Sungenneb, artinya: Cukup lama Raden Wijaya tinggal di Songenneb.
J.L Brandes yang menerjemahkan Pararaton, pada indeks nama dan catatan-catatan di bawah Sumenep dan Songenneb, menuliskan bahwa Songenneb ialah bentuk nama yang sebenarnya menurut cara Madura. Pararaton diterjemahkan Brandes pada abad XIX. Kata Sungenneb yang dipergunakan J.L Brandes berasal dari kata Songenneb. Alasan yang menguatkan keyakinan tersebut, ialah kata Songennep lebih sesuai dengan Iidah/logat kebiasaan orang Madura daripada kata Sungenneb. Dalam kata-kata pada bahasa Madura, huruf ”O” lebih banyak digunakan daripada huruf “U”.
Mengingat sumber Pararaton adalah sumber tertua yang mencantumkan kata Sungenneb, makin menguatkan dugaan bahwa kata Songenneb dikenal atau lahir Iebih awal dari pada sebutan Sumenep. Bukti-bukti yang mendukung antara lain:
- Sebutan Songenneb Iebih banyak dipakai atau dikenal oleh sebagian besar penduduk Kabupaten Sumenep.
- Pengarang buku sejarah dan Madura R.Werdisastro menggunakan istilah Songenneb seperti “Babad Songennep”
- Penyeburan nama Sumenep yang muncul kemudian kurang populer di masyarakat pedesaan Sumenep (80% dani jumlah penduduk Kabupaten Sumenep tinggal di desa).
Tulisan berkelanjutan: