Makna Tersirat dan Tersurat dalam Tembang Macapat

jangan sampai terbang percuma dan sia-sia. Karena kehidupan manusia ibarat berada di persimpangan untuk menuju kehidupan yang lebih hakiki dan abadi.

Di sisi lain tembang Kasmaran menyiratkan kebesaran alam ciptaan-Nya. Dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya, seluruh alam semesta dan semua penghuni yang ada di bumi, mulai  tumbuh-tumbuhan, hewan darat maupun hewan  laut ditundukkan serta diperuntukkan  oleh Sang Maha Pencipta kepada  umat manusia. Melalui tembang ini manusia diingatkan untuk senantiasa bersyukur atas  kenikmatan yang demikian besar. Selain mensyukuri nikmat-Nya, manusia diingatkan untuk memikirkan kebesaran Sang Pencipta dalam upaya mempertebal iman sebagai bekal  beribadah dan mengabdi hanya kepada-Nya.

Pangkur (Pangkor)

Raja onggu panremanna
Tanenmanna pon a nglebbi’I oreng
Oreng se mratane lebur
Klamon cokop landhu’na
Buwana ba’ lebba’ ka’ bungka’enna dhuluk
Nyaman bai long polongan
Panyeramanna la mare

Terjemahannya :

(Besar sekali rasa syukurnya, tanamannya sudah setinggi orang, orang yang merawat gembira, jika sudah cukup mencangkulnya, buahnya lebat sampai pohonnya meliuk, jika butuh tinggal mengambil, sebelumnya setiap saat di siram).

Perak-peral mare pasa
Tello polo are nakso e karengkeng
Tabu’ lapar nante’ bakto
Ta’ kenneng sarombanna
Pangaterro maste ngala ban atellok
Da’ ka atoranna pasa
Buka saor se epantje

                                                                          (Asmoro, 1950 :19)

Terjemahannya :

(Gembira sekali setelah selesai puasa, tiga puluh nafsu ter-penjara, perut lapar menanti waktu buka, tidak bisa sembarangan, keinginan harus kalah oleh ketentuan, dan aturannya puasa, berbuka dan sahur sesuai waktu).

Tembang  Pangkor ini biasanya dipakai untuk mengungkap hal-hal yang bersifat keras, seperti kemarahan, perkelahian dan perang. Meskipun tembang Pangkor identik dengan nuansa heroic, namun banyak diantara-nya memberikan gambaran yang lugas dan gamblang tentang kekerdilan manusia dihadapan Sang Pencipta.

Selain itu, tembang ini menyiratkan satu sisi lain tentang nilai-nilai kebahagiaan yang luar biasa pada diri manusia. Kebahagiaan tersebut dicapai karena keberhasilan menjalankan  perintah-Nya. Yaitu sebuah perintah untuk menahan hawa nafsu, membersihkan hati, jiwa dan pikiran serta berbuat jujur. Kewajiban menjalankan perintah-Nya, selama sebulan penuh di bulan Ramadan yang penuh berkah.

Puasa merupakan cerminan hubungan yang paling dekat dan langsung antara manusia dengan  Sang Khalik. Hal  itu disebabkan seseorang yang sedang ber-puasa dituntut jujur terhadap diri sendiri, tidak berbohong,  taat serta berbuat baik. Akibat yang paling mencengangkan dan menakjubkan dari orang yang ber-puasa adalah intropeksi diri. Dengan melakukan intropeksi diri,  seseorang akan mampu untuk selalu jujur pada diri sendiri, orang lain dan jujur pada Tuhan-Nya.

Responses (11)

  1. mohon linknya diupdate kembali gan karna sudah dihapus… dan kalau ada saya minta macapat yang versi cetakan… dengan tulisan asli(kona) hal tersebut demi terciptanya pendidikan yang baik karena di SMA kami mengajar Bahasa Madura

  2. kebetulan aku butuh reprensi buat skripsi, jika boleh aku mau minta teks asli macapat Madura. terimakasih

  3. boleh tau bku refrensix yg tentang macam2 dan seluk beluk tembang macapat madura yg lengkap. mhon jawabanx, terimakasih

    1. Wah sampai saat ini kami masih belum menemukan referensi teks buku tentang macapat. Tulisan ini diangkat dari buku Berkenalanan Dengan Kesenian Madura, penulis Lilik Rosida Irmawati. Artikel tersebut berdasarkan referensi dari wawancana dan catatan-catatan para pelaku macapat. Ada satu buku “Tembhang Macapat Madhura”, penulis Oemar Sastrodiwirjo (orang tua Wabub Pamekasan Kadarisman Sastrodiwirjo) dapat dihubungi Yayasan Pakem Maddu Pamekasan. Barangkali ……. Trims

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.