Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Nilai Tradisi Dalam Kehidupan Masyarakat Madura

▲ Menuju 🏛 Home ► Tradisi Madura ► Nilai Tradisi Dalam Kehidupan Masyarakat Madura

Ditayangkan: 31-01-2012 | dibaca : 5,363 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Saiful

Terdapat satu pandangan bahwa Madura merupakan “ekor” Jawa, secara kultural kebudayaan Madura hanyalah variasi dari kebudayaan Jawa.

Secara ekologis Madura merupakan kelanjutan dari Jawa, sekalipun antara keduanya (Madura dan Jawa) secara ekologis pula terdapat perbedaan. Jawa didominasi oleh sawah, sedangkan Madura didominasi oleh tegalan. Perbedaan ekologis itulah yang membuat struktur sosial-ekonomi Madura tidak sama dengan Jawa.

Kuntowijoyo  berpendapat bahwa sejarah jawa dan Madura tidak bisa dipisahkan, dengan alasan bahwa Madura juga memiliki konstribusi bagi sejarah Jawa sejak zaman Majapahit. Berdirinya kerajaan-kerajaan di Madura (Bangkalan-Sumenep) tidak bisa lepas dengan Jawa, sebagaimana Islamisasi yang tidak bisa lepas pula dari para wali.  Campurtangan Madura dalam sejarah Jawa semakin intensif setelah Madura dikalahkan oleh Sultan Agung pada 1624.

Masuklah beberapa nama semisal Trunajaya dan Cakraningrat (I,III,IV) kedalam sejarah Jawa.  Pandangan ini bisa dipahami karena memang, sebagaimana ditulis dalam kitab Nagarakertagama, tanah Madura awalnya menyatu dengan tanah Jawa, peristiwa gempa bumilah yang kemudian memisahkan keduanya.  Karenanya, tidak keliru, ketika Geertz berdasarkan struktur ekologis  memasukkan Madura ke dalam Indonesia Dalam, yakni Jawa dan Madura ditambah

Jawa Barat Laut, Tengah, dan Timur, Bali Selatan dan Lombok, dan mengkontraskannya dengan Indonesia Luar, yaitu bagian luar Jawa ditambah Jawa Barat Daya.  Pemisahan dua macam ekosistem ini, yakni Indonesia Dalam yang berpusat pada persawahan dan Indonesia Luar yang berpusat pada perladangan, dapat memengaruhi kepadatan penduduk, cara penggunaan tanah, dan produktifitas pertanian.

Pages: 1 2 3

Dibawah layak dibaca

Komentar Anda(2)

tajul muttaqin said on 22-12-2013

sip-sae
engko’ bangga endik budaya madhure…

Reply
Lontar Madura said on 22-12-2013

Mogha-mogha daddiya tamba’an pangataowan tor maenga’ jha’ madhura soghi kalaban buddhajana

Reply

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Budayawan Sumenep Desak Selamatkan Naskah Kuno
      📚 Peristiwa Madura
    • Prosesi Upacara Pelet Kandung
      📚 Tradisi Madura
    • Sarasehan Budaya, Merawat Cagar Budaya Sumenep
      📚 Peristiwa Madura
    • pendopo-agungPemimpin yang Pernah Memerintah di Sumenep
      📚 Sejarah Madura
    • Kobhung, Bangunan Tradisional Masyarakat Madura
      📚 Budaya Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close