Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Kisah Asal Mula Sumur Tanto

▲ Menuju 🏛 Home ► Legenda Madura ► Kisah Asal Mula Sumur Tanto ► Page 5

Ditayangkan: 22-06-2018 | dibaca : 11,456 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

sumur tanto

Ilustrasi: Tamar Saraseh

Di dalam penjara, Mattali sering berpikir bahwa kekuasaan  yang otoriter adalah belenggu bagi kehidupan rakyat. Demikian pula dengan Sunima, dia senantiasa menangis saat berdoa. Masa kehamilan yang semestinya didampingi sang suami harus dia jalani sendirian, hanya ibu kandungnya yang menemaninya setiap hari. Itu pun hanya pada saat siang hari, bila senja tiba ibu Sunima pulang ke rumah miliknya di dusun sebelah. Saat itulah biasanya Sunima merasakan kesunyian dan perasaannya semakin rindu kepada Mattali. Saat teringat Mattali biasanya dia menangis sambil mengelus-elus perutnya yang buncit. Saat dia menangis sambil lalu dia berbicara kepada jabang bayi yang dikandungnya.

“Nak! Kau sungguh kesepian tanpa kehadiran ayahmu di sini. Ini semua karena kekejaman sang raja. Nak! Kelak bila kau dewasa semoga kau bisa menaklukkan raja yang menindas rakyat itu,” ucap Sunima terisak, berharap kelak bayi yang ada rahimnya bisa menjadi pembela rakyat.

Di usia delapan bulan kehamilan, Sunima sudah benar-benar jatuh miskin. Hartanya habis terkuras untuk membayar pajak air kepada sang raja. Sebagian harta yang lain dia gunakan untuk membeli air kepada pihak kerajaan dengan harga yang sangat mahal. Sejak Mattali meninggalkannya, Sunima tidak bisa mengambil air sendirian. Sebagai seorang perempuan dia selalu merasa khawatir dan ketakutan bila harus berjalan sendirian mengambil air ke jarak yang jauh. Ia memilih membeli meski dengan harga yang sangat mahal.

Di usia kehamilannya yang tua Sunima sering bermimpi bertemu Mattali di sebuah lereng bukit. Saat keduanya berpelukan puluhan mata air memancar dari balik batu-batu di bukit itu. Ketika air mengalir tiba-tiba sang raja datang sendiran tanpa kawalan prajurit. Anehnya, tubuh raja yang tinggi kekar dalam mimpi itu malah sangat kecil dan kerdil. Kemudian raja itu bertekuk lutut di depan mata kaki Mattali. Saat raja bertekuk lutut biasanya Sunima terbangun dari mimpinya. Jantungnya berdegup kencang. Keringatnya bercucuran. Sunima baur antara ketakutan dan bahagia karena bisa bermimpi suaminya yang selama ini sedang mendekam dalam penjara.

Setelah beberapa kali bermimpi sama, lantas Sunima khawatir dengan isi mimpinya itu. Dia berpikir bisa saja mimpinya itu pertanda baik dan bisa saja mimpi itu malah pertanda buruk. Sunima selalu khawatir dengan keadaan Mattali di penjara. Karena didera rasa khawatir yang menyiksa batinnya, akhirnya Sunima terpaksa bercerita kepada ibunya perihal isi mimpinya tersebut.

Setelah Sunima menceritakan isi semua mimpinya kepada ibunya, ibu Sunima tersenyum tapi sejenak kemudian dia mengangkat lurus jari telunjuk di dekat bibirnya.

“Ssst! Mimpi itu jangan sampai bocor kepada orang lain. Khawatir nanti sampai di telinga raja, bisa-bisa raja murka mendengar itu meski hanya cerita dalam mimpi,” kata ibunya kepada Sunima.

“Lantas apa makna mimpi itu, Bu? Itu yang ingin saya tahu.”

“Ibu juga tidak tahu, Nak! Sepertinya mimpi itu pertanda baik.”

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Dibawah layak dibaca

Komentar Anda(1)

FAISOL ANWAR said on 16-06-2020

CERITA INI SANGAT SERU DAN MENYENANGKAN

Reply

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Rekontruksi Citra Tradisi Masyarakat Sumenep
      📚 Tradisi Madura
    • Madura Barat Masa Hindu dan Budha
      📚 Sejarah Madura
    • Revitalisasi Nilai-Nilai Budaya Madura
      📚 Budaya Madura
    • Sekilas Kepulauan Kangean
      📚 Sejarah Madura
    • Perjuangan Pangeran Trunojoyo [1677 – 1680]
      📚 Sejarah Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close