Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Kangean, Perlu Revitalisasi Budaya Lokal

▲ Menuju 🏛 Home ► Budaya Madura ► Kangean, Perlu Revitalisasi Budaya Lokal

Ditayangkan: 03-03-2011 | dibaca : 12,250 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
D. Zawawi imron

Propinsi Jawa Timur punya maskot satwa “ayam bekisar”. Hasil perkawinan silang dari pejantan ayam hutan dan betina ayam kampung jadilah ayam blasteran berupa ayam bekisar yang suaranya khas memekik-mekik. Bekisar itu dulunya banyak dibudayakan di pulau Kangean yang jauhnya perjalanan hampir satu malam dengan kapal laut ke arah timur dari pulau Madura.

Pulau yang panjangnya 50 km dan dikelilingi tidak kurang 40 pulau-pulau kecil itu, ternyata penduduknya punya nenek moyang suku bangsa yang berbeda-beda. Ada keturunan Melayu, Jawa, Madura, Bugis, Makassar, Mandar dan lain-lain. Bahasa yang dipakai di pulau itu rata-rata bahasa Madura, tapi dengan intonasi yang mirip alunan bahasa Bugis. Di samping itu ada varian-varian yang tidak terdapat pada bahasa Madura. Misalnya, untuk orang pertama di sebuah kampung dipakai kata eson, yang berasal dari bahasa Jawa ingsun, sedangkan di kampung yang lain dipakai kata ako yang berasal dari kata aku, Melayu. Sedangkan nama-nama masih sangat banyak yang bergelar “daeng”.

Dari keturunan berbagai sukubangsa itu sebagian  telah terjadi pembauran, sehingga Kangean pantas disebut “Indonesia mini”. Meskipun kebudayaan mereka hasil dialog dari berbagai etnis tidak berarti pulau ini tidak pernah menghasilkan kesenian yang otentik, salah satunya adalah “Pangkak”. Pangkak adalah sejenis tarian dan sekaligus upacara bergembira pada musim panen padi. Kalau musim panen padi akan berakhir, para pemuda yang belum kawin dan para perawan dengan pakaian bagus datang ke tengah sawah. Gadis-gadis menuai padi sambil menyanyi dan menari. Sedangkan para jejaka punya tugas mengikat padi.

Pages: 1 2 3

Dibawah layak dibaca

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Pintu masuk menuju Ponpes LotengPondok Pesantren Loteng, Lahirkan Ulama Besar Sumenep
      📚 Sejarah Madura
    • Perang Puputan Kerajaan Madura Melawan Mataram
      📚 Sejarah Madura
    • Upacara Adat Pengantin Legung Sumenep
      📚 Tradisi Madura
    • Asal Muasal Desa Gili Bangkalan
      📚 Legenda Madura
    • harkoniSumbangan Budaya Madura Kepada Kebudayan Nasional
      📚 Budaya Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close