Kangean, Perlu Revitalisasi Budaya Lokal

Penyebabnya konon, untuk saling berkenalan antara cowok dan cewek sudah bisa dilakukan di sekolah, buat apa repot-repot pergi jauh ke tengah sawah. Maka tammatlah riwayat pangkak di pulau yang terletak di utara pupau Bali itu.

Tiga hari yang lalu saya baru pulang menyusuri pantai utara pulau Kangean. Tak satu kali pun saya mendengar pekik ayam bekisar. Agaknya sekarang, orang yang membudiyakan bekisar sudah tidak sebanyak dulu lagi. Penyebabnya katanya, sulit sekali kini menemukan ayam hutan di hutan-hutan yang sebagian sudah gundul itu. Di samping itu, gundulnya hutan-hutan turut memperparah sulitnya air bersih pada musim kemarau.

Kangean termasuk wilayah kabupaten Sumenep. Kini, sebagian putera-putera Kangean banyak menginginkan seluruh kepulauan itu dimekarkan menjadi kabupaten. Tentu sebuah ide yang bagus, meskipun realisasinya tidak harus tergesa-tergesa dan tidak boleh terlambat. Ada persiapan dan kesiapan yang harus ditata sebelumnya. Tidak kalah pentingnya, sejak sekarang

barangkali perlu ada revitalisasi dari sekian budaya lokal yang sudah punah. Budaya lokal itu tidak sekadar kebanggaan, lebih dari itu adalah identitas Kangean, sebagaimana ayam bekisar yang telah menjadi maskot dan identitas bagi Jawa Timur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.