Globalisasi Budaya vs Budaya Madura

Masyarakat Madura dikenal sebagai perantau, dan dari sinilah kemampuan dalam etos kerja diungkap seperti karkar kar colpe’, bantheng tolang seang are seang malem, sapa atane bakal atana’, sapa adagang bakal adaging, abharentheng, abanthal omba’ asapo’ angin, alako berra’ apello koneng  dll. Bila kerja banyak menghasilkan untung sehingga menjadi kaya,  jalan lupa yang miskin atau tidak mampu, karena yang kaya berkewajiban menjadi tulang punggung yang miskin, mon sogi pasogha’ , jangan  raja guntorra tadha’ ojanna dan sebaliknya atau menjadi keras ta’ akerres. Untuk itu dalam menjaga martabat keluarga atau kelompok jangan sampai  jha’ methha’ buri’ etengnga lorong, sebab  sapenter-penterra nyimpen babathang paste e kaedhing bauna.

Untuk membangun ketahanan budaya, kita harus menggali dan kemudian memilah-milah produk-produk budaya yang kita warisi dari para leluhur. Tidak semua produk budaya yang kita miliki konstruktif dan produktif. Ada beberapa produk budaya yang harus ditinggalkan karena tidak lagi sesuai dengan kebutuhan jaman dan tidak lagi mampu menjawab kebutuhan jaman. Produk budaya Madura termasuk folklore lisan yang barangkali bisa kita angkat menjadi kebutuhan ketahanan budaya, seperti:

  • Bahasa rakyat (ibu), logat, julukan, sindiran, titel kebangsawanan, bahasa rahasia, olok-olok, dialek, makian dan sebagainya;
  • Ungkapan tradisional: pribahasa, pepatah, pemeo dan sebagainya;
  • Pertanyaan tradisional : teka-teki (bhak-tebbhagan) dan sejenisnya;
  • Puisi rakyat: pantun, syair, seloka, mantra, tembang dan sebagainya;
  • Cerita prosa rakyat: mite, legenda, dongeng, cerita-cerita dan lainnya
  • Nyanyian rakyat

Produk budaya yang masuk dalam folklore setengah lisan yang dapat ditemui seperti:

  • Kepercayaan dan takhyul: perbuatan tertentu yang dapat berakibat buruk terhadap yang bersangkutan;
  • Permainan tradisional: kerapan sapi, salodor, bal budi, dan permainan anak-anak tradisional lainnya.;
  • Teater tradisonal: ludruk, topeng dalang, petik laut, hadrah, samroh, tari-tarian dan sebagainya;
  • Adat kebiasaan: gotong royong (song-osong lombung) dan sebagainya;
  • Upacara tradisional: nyader, upacara pengantin, upacara kematian dan sebagainya;
  • Pesta rakyat dan keagamaan: upacara tradisi yang berkembang ditengah masyarakat, hari-hari besar nasional dan keagamaan serta lainnya.

Produk-produk budaya lainnya, termasuk : arsitektur tradisional (bangunan/rumah adat, seni kerajinan rakyat, pakaian dan perhiasan daerah, jamu tradisional, makanan dan minuman khas Madura, alat musik tradisional, peralatan senjata tradisional, mainan anak-anak dan sejenisnya.

Response (1)

  1. terima kasih sudah membantu menyadarkan kami akan penting nya budaya lokal untuk di jaga,…
    kami sebebagai generasi muda akan berusaha menjaga warisan budaya madura dengan bersungguh-sungguh….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.