Sumenep, Lontar Madura, Festival Tong Tong se Madura digelar kembali untuk memperingati Hari Jadi Sumenep ke 742 Tahun 2011, dibuka dan dilepas oleh Bupati Sumenep, A. Busro Karim, 22 Oktober 2011, di Jl, A. Yani Pangligur Sumenep.
“Sebagai agenda tahunan, festival tong-tong ini hendaknya dipertahakan, dan kalau perlu tahun depan diselenggarakan festival se Jawa Timur”, ujar Bupati Sumenep dalam sambutannya.
Selanjutnya Bupati Sumenep berharap, agar tradisi semacam hendaknya terus dipelihara dan dikembangkan sebagai aset tradisi Madura
Sebagai acara tahunan, fetival Musik Tong Tong ini mendapat perhatian masyarakat, yang mengakibatkan sepanjang route festival dipadati pengunjung, yang memang masyarakat Sumenep terlalu haus pada hiburan tradisi, yang selama ini hampir punah di tengah masyarakat.
Musik tong-tong, yang awalnya sebagai musik patrol menjelang sahur pada bulan puasa itu, dalam perkembangannya telah banyak mengalami perubahan, dan bahkan jauh dari musik tong tong aslinya.
“Pada masa lalu, musik tong-tong dimainkan dengan alat musik terbatas, yaitu musik pukul yang terbuat dari bambu dengan nuansa bunyi yang merdu dan ritmis”, ujar Eko Suhartono Hadi salah seorang panitia dari FKKPI Sumenep.
“Sekarang justru nuansa tong-tongnya telah hilang dengan bentuk yang sangat beda, dan kemudian kalangan masyarakat menyebutnya sebagai musik Ul-Dhaul”, tambah Eko disela-sela himpitan pengunjung.
musik tradisional yang sekarang bukanlah musik tradisional masa lalu karena adanya perubahan zaman yang berkembang dari tahun-ketahun.,,,
musik ul-dhaul ini mengalami penyusutan akibat dari tidak adanya perkembangan acara yang melibatkan musik kontemporer tersebut..,dan hanya dilaksanakan 1 kali dalam 1 tahun dengan acara yang sama.,,