Upacara Adat Pangantan Benusan di Sumenep
Dari sebuah cerita kata Braji sendiri berasal dari kata Aji dan Ber. Aji berarti “harga diri” dan kata Ber bermakna “mempunyai”. Jadi kata Braji mempunyai arti “mempunyai harga diri”, karena pada saat Pangeran Lor langsung terjun dalam medan peperangan.
Sedang penduduk kampung Benusan sendiri banyak diantaranya merupakan dari sisa tentara-tentara Wigananda dan berdomili disitu serta menjaga perbatasan anatara Desa Karangbudi dan Braji. Mereka membaur dengan masyarakat setempat termasuk masyarakat Benusan. Lantaran terjadinya proses akulturasi antara dua budaya; yaitu budaya masyarakat setempat, dan budaya kraton, maka prilaku kehidupan masyarakat setempat dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya menyatu dalam sebuat ikatan budaya, yang antara lain dalam hal tradisi dan upacara adat pengantin.
Tradisi dan adar upacara pengantin masyarakat Bannusan memang bisa dibilang unik dan menarik, meski banyak sisi didalamnya dalam tata cara adat tersebut banyak persamaan upacara adat pengatin masyarakat Sumenep dan Madura umumnya.
Kemenarikan adat pengatin ini, telah menjadi kelaziman bahwa setiap setiap seorang laki-laki mengajukan lamaran, telah diatur tatacara atau adat istiadat, atau adhab asor yang telah disepakati bersama, yaitu diawali dari rombongan keluarga calon pengantin laki-laki mendatangi dan berkunjung kekeluarga calon pengantin perempuan.
Dibawah layak dibaca