Tembang Macapat Madura dan Sejarah Pengembangannya

Ciri-ciri yang membedakan antara tembang yang satu dengan lainnya ;

    1. Tembang Salanget (Kinanti), tembang ini melukiskan cerita-cerita percintaan (kasih sayang). Tembang ini mempunyai guru gatra (baris), yang terdiri dari enam baris, baris pertama mempunyai sepuluh suku kata yang berakhir bunyi i (10 i ), kemudian berturut-turut 6o – 10e – 10i – 6i dan 6u.
    2. Tembang Pucung. Nama Pucung diambil dari nama biji pohon kepayang, dalam tembang ini terdapat empat gatra (baris) dengan guru wilangan dan guru lagu 12u – 6a – 8i –12a, maksudnya adalah pada baris pertama ada dua belas suku kata dengan vokal akhir u, baris kedua dengan enam suku kata diakhiri vokal a, baris ketiga ada delapan suku kata diakhiri vokal I dan baris keempat terdapat dua belas suku kata diakhiri vokal a. watak dari tembang ini adalah sembrana parikena (sembarangan), biasanya dipakai untuk menceritakan hal-hal yang ringan, jenaka atau teka-teki.
    3. Mejil (Medjil), Mijil dalam bahasa Jawa berarti Medal artinya keluar, yaitu tembang yang mengungkapkan dan melukiskan  rasa sedih. Di samping itu tembang Medjil memuat pula kisah-kisah nasehat yang berisi tentang kebesaran Sang Pencipta. Adapun tembang Medjil mempunyai guru gatra (baris) yang terdiri atas enam baris. Baris pertama mempunyai sepuluh suku kata yang berakhir bunyi i (10i), kemudian berturut-turut 6o –10e – 10i –6i dan 6u. Watak yang terkandung dalam tembang ini berbicara tentang keprihatinan.
    4. Maskumambang atau Kumambang mempunyai arti “mengapung”. Dalam tembang ini terdapat empat gatra (baris) pertama ada duabelas suku kata dengan diakhiri vokal i, baris kedua enam suku kata diakhiri vokal a, baris ketiga ada delapan suku kata diakhiri vokal  i dan baris keempat ada delapan suku kata dan diakhiri vokal a.
    5. Durma atau Sima (Jawa) artinya harimau. Sesuai dengan arti  tersurat tembang Durma cenderung  bersifat keras. Karena tembang ini melambangkan tiga nafsu manusia yang mewakili nafsu angkara, nafsu mudah marah serta nafsu birahi. Tembang ini menggambarkan cerita-cerita perkelahian, perang serta kondisi psikologi. Tembang  ini mempunyai tujuh gatra (baris). Baris pertama sampai dengan baris ketujuh berturut-turut 12a – 7i –6a – 7a – 8i – 5a dan 7i.
    6. Asmaradana atau Kasmaran (Madura), berarti suka, kasengsem (jatuh cinta). Tembang ini biasanya digunakan untuk menggambarkan perasaan cinta ataupun rasa sedih. Selain itu juga memberikan gambaran rasa senang, bahagia, tidak ada pikiran susah dan senantiasa berada dalam kondisi gembira. Tembang ini mempunyai tujuh baris, baris pertama terdiri atas delapan suku kata yang berakhir huruf i (8i), kemudian berturut-turut 8a – 8o –8a – 7a –8u dan 8a.

Responses (4)

  1. mator sakalangkong ka se abadhi blog ka’ dhintoh…
    moga bisa deddiyeh tambaan pangataowan da’ kauleh, tor jugan da’ se abadhi

    1. Lontar Madura, jughan mator sakalangkong atas kapartaja’an panjhennengan se ampon ngaoladhi situs ka’dinto, moga2 daddhiya manfaat dha’ sadajana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.