Seiring dengan penyebaran dan perkembangan agama Islam di berbagai wilayah nusantara, tembang Macapat inipun menyebar sampai ke pulau Madura. Tembang Macapat Madura awal keberadaannya berasal dari tembang Macapat Jawa dan tembang Macapat Madura pada dasarnya adalah kumpulan beberapa tembang Jawa kuno. Oleh sebagian penikmatnya, tembang Macapat diterjemahkan ke dalam bahasa Madura. Namun oleh sebagian penikmat lainnya, setiap pembacaan tembang Macapat tetap menggunakan bahasa Jawa kuna (kawi). Untuk mengetahui dan memahami makna, isi serta maksud tembang tersebut, dipergunakan seorang penerjemah yang disebut “panegges”.
Karakteristik Tembang Macapat Madura
Karena berasal dari satu pohon, maka tembang Macapat Madura memiliki banyak persamaan dan kesamaan dengan tembang Macapat Jawa. Keduanya diikat oleh suatu aturan tembang, yaitu jumlah gatra (padde) dari masing-masing tembang berbeda, mengikuti aturan guru lagu dan guru wilangan yang sama. Adapun perbedaannya terletak pada syair yang dinyanyikan, pada tembang Macupat Jawa syair mengikuti aturan not balok atau angka, sedangkan di Madura lebih mengutamakan cengkok atau lagu.
Jenis tembang Macopat Madura dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu tembang raja, tembang tengahan dan tembang Macopat atau tembang kene’. Tembang Macopat atau tembang kene’ ada 11 tembang, yang akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu ; (1) Salanget (Kinanti), (2) Pucung, (3) Mejil (Medjil), (4) Maskumambang, (5) Durma, (6) Kasmaran (Asmaradana), (7) Pangkor, (8) Senom (Sinom), (9) Artate’ (Dandanggula), (10) Megattro (Megatruh), (11) Gambuh.
tak ghadhuan mp3 na mamacah madura otabe gendhing madura
Silakan Anda unduh di banner sidebar laman ini atau klik Tembhang Macapat Madhurâ
mator sakalangkong ka se abadhi blog ka’ dhintoh…
moga bisa deddiyeh tambaan pangataowan da’ kauleh, tor jugan da’ se abadhi
Lontar Madura, jughan mator sakalangkong atas kapartaja’an panjhennengan se ampon ngaoladhi situs ka’dinto, moga2 daddhiya manfaat dha’ sadajana