Sambut Tellasan Topa’, Warga Socah Gelar Pawai Dokar dan Jikar Hias

Peserta dokar hias
Peserta dokar hias

Menyambut lebaran ketupat (tellasan topa’- Madura) atau satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri 1434 H, warga di tiga desa Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan, menggelar pawai dokar (delman) dan Jikar (pedati) hias, 15 Agustus 2013 lalu.

Ketiga desa tersebut yaitu, desa Bilaporah, Jaddih dan Parseh. Rute kedua alat transportasi tradisional  yang dihias itu, yaitu, ,menyusuri jalan poros yang menghubungkan ketiga desa tersebut.

Peserta pawai dokar dan jikar dihias sedemikian rupa sehingga tampak indah penuh pernik-pernik warna-warni. Dalam prosesi pawai panitia atau juri menilai dari tingkat keindahan hiasan dan penampilan, termasuk nilai artistiknya. Selainpawai dokar dan jikar, panitia juga mendatangkan group musik (orkes) sebagai bagian peristiwa pesta rakyat masyarakat setempat.

“Ini sudah menjadi tradisi masyarakat kami, setiap datangnya tellasan topa’, kami mengadakan pawai dikar dan jikar”, terang panitia pawai. Moh. Abbas, kepada wartawan saat dikonfirmasi.

Dia menjelaskan, peserta tahun ini ada sekitar 50 peserta dokar dan jikar yang mengikutipawai tersebut. Pawai dokar dan jikar sendiri dimulai dari Desa Parseh, dan finish ditempatkanm di Desa Bilaporah. Jarak tempuh atau yang dilewati pawai sekitar 5 km.

“Peserta pawai tidak dipungut biaya apapun alias gratis. Malah kami mensubsidi pada sebagaian peserta dokar untuk memeriahkan kegiatan ini”, terangnya.

Menurut Abbas, tujuan dari pawai dokar dab jikar dilakukan untuk mempererat tali silaturrahmi antar warga yang ada di ketiga desa itu. Selama ini mereka jarang ketemu walaupun sesama tetangga. Karena banyak warga setempat yang merantau keluar daerah seperti Surabaya, Jakarta dan Kalimantan. Bahkan ada yang bekerja keluar negeri menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

“Nah ketika hari lebaran mereka pulang kampung (toron) semua. Agar lebih berkesan dan semakin mempererat tali silaturrahmi, kami mengadakan pawai dokar hias, bertepatan tellasan topa’. Kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan dan dimulai sejak lama, ujarnya.

Dia berharap, dengan adanya pawai dokar dan jikar hias ini, semakin memperkokoh tali persaudaraan antar warga di tiga desa ini. Selain itu, juga sebagai hiburan bagi warga setempat saat tellasan topa’.

Hal senada juga disampaikan sesepuh warga asal Desa Jaddih, H. Mobin. Ia menyatakan, silaturrahmi yang dimulai  sejak tahun 1950-an ini bisa terus berlangsung hingga sekarang. Tak ada tujuan lain kecuali lebih mengeratkan tali persaudraan antar warga.

Menurutnya, sudah menjadi keharusan bagi setiap warga untuk terus menjaga kerukunan bernuansa kekeluargaan demi terciptanya generasi tauladan dan berfbudi perti luhur. “Salah satunya dengan menggelar acara seperti ini dalam setiap tahunnya. Semoga ditahun-tahun berikutnya kita bisa bertemu sapa di tellasan topa’ ini”, sambungnya.

Satukan Anak Rantau

dokar hias2Sejak pukul 06.00, puluhan ribu warga dari tiga desa di Kecamatan Socah berkumpul di depan Pasar Jedih. Ribuan warga yang berasal dari Jedih, Bilaporah dan Parseh tersebut rela berdiri berjam-berjam hanya untuk menunggu aksi peserta parade dokar hias. Kegiatan ini memang digelar rutin setiap tahun. Ribuan penonton terdiri dari kalangan ibu-ibu, lelaki dewasa hingga anak-anak, termasuk para perantau asal tiga desa di Kecamatan Socah.

Mereka berkerumun di pinggir jalan sejauh 5 kilometer menunggu iring-iringan dokar hias dan sesekali mereka bercanda gurau serta tertawa demi mencairkan teriknya matahari. Para perantau sendiri terlihat berdialog dan berbagi pengalaman selama berada di tanah rantau.

Kemacetan yang tak pernah terjadi pada hari-hari biasa, seolah menjadi pemandangan yang berbeda bagi penduduk. Terlebih, saat peserta parade dokar hias melintas di depan Pasar Jedih. Parade dokar hias ini cukup menarik, karena menghadirkan puluhan peserta perwakilan tiga desa. Para kontestan berusaha menarik perhatian ribuan penonton dengan cara menghias dokar dan berpakaian khas Madura.

Tidak hanya lelaki dewasa, beberapa anak-anak desa setempat juga berpakaian menarik dan beraksi di atas andong hiasnya. Untuk memeriahkan acara ini, panitia lomba juga mendirikan panggung hiburan dengan mendatangkan orkes musik dangdut. Sebab, di panggung tersebut akan menjadi lokasi penyerahan hadiah bagi pemenang lomba dokar hias. ”Alhamdulillah, kami bisa melestarikan acara yang dimulai sejak Tahun 1950-an hingga saat ini.

Hoirul, salah satu warga Desa Parseh menambahkan, silaturahmi yang dikemas dengan acara parade dokar hias tersebut rutin diselenggarakan setiap Lebaran Ketupat. Pria yang sehari- hari bekerja di Surabaya itu menegaskan, momen Lebaran Ketupat adalah salah satu momentum yang bisa menyatukan dan mengumpulkan warga dari tiga desa. ”Senang bisa bertemu keluarga, teman-teman semasa kecil, ataupun warga perantuan,” ujarnya.

Sebagaimana bentuk keramaian umumnya, pada pawai kali ini ditempat petugas dari Polsek maupun Koramil Kecamatan Socah, baik untuk pengamanan maupun pengaturan lalu lintar disepanjang  jalan raya antar ketiga desa, yang tampaknya mengalami klemacetan.

Untuk membantu kelancaran pelaksanaan pewai menurut Kapolsek Socah, AKP Sumono, pihaknya menurunkan 10 anggotanya, sedang dari Koramil 5 anggota. (diangkat dari: Kabar Madura dan RadarMadura,16/8/13/(LM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.