Lontar Madura

  • Home
  • Gapura
    • * Merawat Madura
    • Sejarah Madura
    • Budaya Madura
  • Lokalitas
    • Tradisi Madura
    • Sastra Madura
  • Ragam
    • Wisata Madura
    • Tokoh Madura
    • Peristiwa Madura
  • Folklore
    • Legenda Madura
    • Permainan Anak Madura
  • Info
    • Penginapan di Madura
    • Jarak Kota Jawa Timur
    • Jarak Jawa-Bali
    • Dukung Domasi
  • Arah
    • About Us
    • Privacy Policy
    • Disclaimers for Lontar Madura
    • Daftar Isi
    • Sitemap
  • Kontak
    • Forum Madura
    • Kirim Artikel
    • Komentar dan Saran Anda
  • Hantaran
    • Dengarkan, Lagu-Lagu Madura
    • Marlena
    • Mutiara yang Terserak
  • Unduhan
    • Tembhang Macapat
    • Materi Bahasa Madura
    • Madurese Folktales
  • Telusur
    • Peta Lokasi Lontar Madura
    • Penelusuran Praktis
  • Kanal
    • Madura Aktual
    • Lilik Soebari
    • Perempuan Laut
    • Babad Madura

Pergeseran Makna dalam Tradisi Masyarakat Madura Rantau

▲ Menuju 🏛 Home ► Budaya Madura ► Pergeseran Makna dalam Tradisi Masyarakat Madura Rantau

Ditayangkan: 04-05-2011 | dibaca : 8,646 views
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Setiap ajaran tampaknya memang harus mengalami reduksi atau penyimpangan dalam pelaksanaannya. Sekalipun secara doktrinal Islam sudah menentukan berbagai hal yang boleh dan yang tidak boleh dalam melakukan resepsi pernikahan, akan tetapi masyarakat muslim tetap melaksanakannya dengan berbagai cara yang sesuai dengan tradisi yang diikutinya sehingga mengalami pergeseran makna. Pergeseran makna walimah dapat kita temukan pada pelaksanaan walimah dalam tradisi masyarakat Madura Rantau, di Pasuruan dan Situbondo.

Dalam penelitian Aminah[1] terhadap masyarakat Madura di Desa Ngemplakrejo, ditemukan adanya sebuah tradisi pelaksanaan walimah yang telah mengalami pergeseran makna. Desa Ngemplakrejo adalah satu desa di Kecamatan Purworejo Kota Malang yang mempunyai penduduk beragama Islam 6035 jiwa, dari jumlah penduduk 6119 jiwa.[2]

Dilihat dari jumlah lulusan perguruan tingginya hingga mencapai 281 dan dengan lulusan SLTA 1556, ditambah lagi dengan banyaknya kelompok majlis taklim yang beranggotakan sekitar 431 orang, mayarakat daerah ini dapat digolongkan dalam masyarakat yang terdidik dan agamis. Sekalipun demikian, dalam kasus pelaksanaan resepsi pernikahan, masyarakat Ngeplakrejo memiliki tradisi yang kurang baik karena ditujukan untuk mendapatkan keuntungan yang besar (profit oriented) melalui kegiatan tok otok yang dikelola Ikatan Payung Madura (IPAMA).

Pages: 1 2 3 4 5

Dibawah layak dibaca

Komentar Anda(1)

fendy said on 10-09-2012

makasi atas infonya

Reply

Tinggalkan Komentar Anda

Click here to cancel reply.

Kembali ke Atas

  •  

RSS_lontarmadura.com  

kosong
Lontar Madura
Madura Aktual
Lilik Soebari
Babad Madura Line
  • ▶ ᴅᴇɴɢᴀʀᴋᴀɴ

    https://www.maduraexpose.com/wp-content/uploads/2010/lm/lagu_madura.mp3
  • ᴘᴏsᴛɪɴɢ ᴘɪʟɪʜᴀɴ

    • Islam dan Budaya Madura
      📚 Budaya Madura
    • Gebrakan Politik KH Mansur Bagi Umat Islam
      📚 Tokoh Madura
    • Madura, Akulah Darahmu
      📚 Sastra Madura
    • Kadipaten Sumenep, Pernah Menguasai Pulau Madura
      📚 Sejarah Madura
    • jembatan-suramadura-malam-hariMadura Untuk Indonesia
      📚 Budaya Madura

ALBUM LAGU MADURA

 
http://bahasa.madura.web.id/utama.php

Beralih Versi Mobile


© All Rights Reserved. Lontar Madura
Tim Pengelola | Privacy Policy | Disclaimers

Close