Perempuan Madura dan Media Massa

 

Netty Dyah Kurniasari

Kajian terhadap gambaran perempuan di media massa sudah banyak yang melakukan. Mayoritas temuan data menunjukkan bahwa media massa menampilkan sosok perempuan dalam peran domestik. Misal dalam iklan perempuan ditampilkan sebagai seorang ibu-ibu yang harus memperhatikan menu yang sehat untuk keluarga, memastikan bahwa baju (pakaian) anggota keluarga bersih, harum dan sehat sampai anggota keluarga tidur nyenyak tidak terganggu oleh nyamuk. Temuan data lain menunjukkan bahwa seorang perempuan harus berperan dalam dunia publik (baca: bekerja). Namun, dengan perannya di dunia publik, perempuan tidak boleh meninggalkan peran domestiknya.

Dari mayoritas hasil penelitian, belum ada (jarang) kajian yang melihat bagaimana media massa menggambarkan perempuan Madura. Mitos dan kepercayaan yang selama ini beredar mengatakan bahwa perempuan Madura adalah sosok yang tangguh, mandiri dan kuat dalam seksualitas. Ada sebuah cerita (anekdot) kalau menikah dengan perempuan Madura cukup memberi modal sebuah mesin jahit saja, maka perempuan itu sudah bisa menafkahi dirinya sendiri. Dari anekdot ini bisa disimpulkan bahwa perempuan Madura adalah sosok yang mandiri dan tangguh.

Media massa adalah alat propaganda yang sangat kuat sekali .Apa yang dikatakan media massa itulah yang dianggap benar oleh publik. Apa yang diberitakan media,itu pulalah yang dipersepsikan publik, termasuk mitos perempuan Madura beserta stereotipnya. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana media massa menggambarkan perempuan Madura.

Konsep representasi merujuk pada bagaimana seseorang, sebuah kelompok, atau gagasan ditampilkan dalam media media massa (Eriyanto, 2001:113). Apakah seseorang, kelompok atau gagasan tersebut ditampilkan seperti apa adanya, ataukah justru representasi yang dilakukan justru mengaburkan kebenaran yang ada dan menyudutkan pihak yang direpresentasikan. Representasi ditampilkan melalui penggunaan bahasa yang mencakup penggu­ naan kata, kalimat, grafik dan foto.

Metode yang digunakan adalah analisis tekstual yang bersifat independen dalam bidang terapannya,yang berisi seperangkat framework bagaimana seharusnya sebuah teks dianalisis. Framework tersebut meliputi dimensi penggunaan bahasa , dimensi interpretasi berdasarkan kepercayaan, kognisi, psikologis dan dimensi konteks sosial. Dimensi ini menginterpretasikan teks berdasarkan makna-makna yang beredar di masyarakat.(Kurniasari, 2010) .

Perempuan Madura Tangguh dan Pekerja Keras

Kompas edisi 20 Oktober 2015 memberitakan tentang pe­ nyanyi Andien yang tampil dalam perhelatan mode batik. Andien diajak bekerja sama dengan pencinta batik Iwet Ramadhan untuk menampilkan batik Madura. Gagasan visual batik Madura dibuat oleh Andien.Andien terinsprirasi oleh ketangguhan perempuan Madura.

“……Andien terinspirasi oleh ketangguhan perempuan Madura, termasuk para istri nelayan yang sering ditinggal suami untuk berlayar berhari-hari.Istri nelayan Madura disebut Andien sebagai tulang punggung keluarga.”Dari ide itu, aku menggunakan tulang punggung sebagai motif,” (‘Andien: Batik dan Inspirasi Perempuan Madura’, 20 Oktober 2015, Kompas Online)

Dari kutipan di atas terlihat Kompas (walaupun tidak eksplisit) mengatakan perempuan Madura tangguh, namun secara implisit pemberitaannya mengandung stereotipe positif bahwa perempuan Madura itu tangguh. Hal tersebut dipertegas lagi dengan menampilkan pernyataan Andien bahwa Andien adalah orang Madura. Ayahnya dari Madura, Ibunya dari Kebumen.

Dalam judul di atas, media (baca Kompas Online) seolah memberikan­ kesan bahwa perempuan Madura adalah sosok yang tangguh, namun jika ditelusuri dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa ‘ketangguhan’ perempuan Madura karena dia menunggu suami untuk berlayar. Masih ada pemisahan, bahwa ketangguhan perempuan Madura bukan karena dia mencari nafkah, namun karena jenuh menunggu suaminya, maka dia membatik. Ada kesan bahwa membuat batik bagi perempuan Madura hanya pekerjaan sambilan, bukan pekerjaan utama.

Seksualitas Perempuan Madura

Sudah bukan rahasia lagi dan menjadi persepsi umum, jika perempuan Madura jago dalam hal seksualitas.Maksudnya adalah perempuan Madura pintar untuk menjaga organ reproduksi demi memuliakan suaminya.Bahkan sejak gadis, perempuan Madura sudah mengenalistilah ‘basah’ dan ‘kering’.

Kompas online edisi hari Rabu, 10 Oktober 2012 menurunkan pemberitaan yang secara eksplisit mendukung bahwa perempuan Madura jago dalam hal seksualitas. Hal ini bisa dilihat dari kutipan di bawah ini:

“Ramuan dan jamu Madura yang paling menyedot perhatian pria dan perempuan dewasa biasanya yang menyangkut seputar organ intim dan keperkasaan. Seperti jamu herbal Tongkat Madura. Ramuan ini, menjadi syarat utama di dalam keluarga Madura.” (‘Tongkat Madura Azimat Perempuan Madura’, Rabu, 10 Oktober 2012, Kompas online).

Untuk lebih mempertegas opini, Kompas mencantumkan pendapat dari Bu Syarifah selaku pengkonsumsi tongkat Madura tentang khasiat tongkat Madura.Manfaat tongkat Madura ini sangat banyak, diantaranya menghilangkan keputihan, menghilangkan lendir-lendir dalam organ kewanitaan, membuat harum dan mengencangkan otot-otot organ kewanitaan.Dengan menggunakan tongkat Madura, perempuan yang sudah melahirkan satu anak ini, mengaku merasa selalu tampil bugar saat berhubungan bersama suaminya. “Lima menit sebelum berhubungan intim sangat bagus dan terasa segar,”(‘Tongkat Madura Azimat Perempuan Madura’, Rabu, 10 Oktober 2012, Kompas online).

Ramuan tongkat Madura berbentuk oval, berdiameter 1,5 sentimeter dengan panjang 10 centimeter. Ramuan luar ini, digunakan dengan cara yang sederhana, hanya dengan memasukkannya ke dalam organ vital perempuan. Setelah dimasukkan, tongkat dibiarkan selama 3 menit di dalam, lalu dikeluarkan lagi. Praktik itu cukup dilakukan sampai tiga kali dalam satu kali penggunaan.

Perempuan Madura meski tidak pandai bersolek, tapi punya kemampuan merawat kesehatan tubuh secara alami. Turun-temurun mereka dididik cara perawatan tubuh dengan menggunakan ramuan herbal yang dibuat sendiri. Meski mungkin sangat sederhana dengan meminum rebusan kunyit dan daun “pacar” (daun yang biasanya untuk memerahkan kuku) (http://www.kompasiana.com/.)

Dari beberapa uraian dan kutipan di atas, Kompas memper­ lihatkan bahwa perempuan Madura sebagai sosok yang pintar me­ rawat alat reproduksinya. Tidak ada yang salah dengan pandangan­ ini. Namun, alasan perempuan tersebut merawat organ reproduk-sinya adalah untuk melayani suami (menyenangkan suami). Hampir semua ramuan Madura ditunjukan untuk dikonsumsi­ oleh perem-puan, dan tujuan akhirnya adalah untuk menyenangkan suaminya. Tidak ada penjelasan (ulasan) lebih lanjut, bagaimana dengan peran laki-laki Madura? Apakah mereka juga melakukan hal yang sama (mengkonsumsi jamu Madura) untuk menyenangkan istrinya?

Dari kutipan dan uraian di atas, memperlihatkan bahwa pe­ rempuanlah­ yang bertanggung jawab untuk menyenangkan pasa­ ngannya dalam hal hubungan seksual. Perempuan dituntut untuk merawat dan menjaga organ reproduksinya oleh suatu budaya dalam masyarakat, budaya minum jamu. Tidak adanya keharusan bagi laki-laki untuk minum jamu demi menyenangkan istrinya, Hal ini memberikan kesimpulan bahwa seksualitas perempuan Madura berada dalam kungkungan nilai patriarki dan masih sangat bias gender.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.