Oleh : Ulfaida
“Al – Muhafadhatu ala al-qadimi as-shalih, wa al akhdzu bi al jadidi bi al-ashlah”
Memelihara hal lama yang baik dan (mengambil) mengkombinasikan dengan hal baru yang lebih baik
Konsensus bersama tidak boleh dibohongi bah wa budaya adalah hasil karya, karsa manusia yang tersirat dari hati luhur dan santun yang kemu dian dilestarikan oleh generasi penerus sebagai implementasi dari apa yang pernah diajarkan oleh nenek moyangnya. Maka tak bisa dihindari kalau kemudian budaya menjadi tradisi ritual yang disak ralkan sehingga menghantarkan pada sebuah keyakinan. Namun demikian, sangatlah tidak wajar dan keliru bila budaya dianggap dewa penyelamat dari serangkaian musibah dan pembawa berkah dalam kehidupan karena esensi budaya tidaklah seperti itu, budaya hanyalah jargon tradisional dari kebiasaan baik yang pernah dicontohkan oleh orang-orang sebelum kita.
Budaya tetaplah budaya selamanya tidak akan pemah terkikis dan terkontaminasi oleh eoforia zaman sebab penulis begitu berkeyakinan bahwa budaya akan tetap berkembang mengiringi langkah kemajuan karena budaya berefleksi pada kebaikan dan kemaslahatan. Sudah barang tentu kebaikan dan kemaslahatan yang memang didamba kan manusia akan mendapatkan legetimasi dan otoritas tertinggi dimata mereka. Berbeda dengan peradaban, walaupun sama-sama hasil karya dan karsa manusia tetapi misi yang tersirat lebih me ngarah pada pendiskriminasian sehingga kurang begitu mendapat tempat dihati masyarakat.
Peradaban nantinya akan hilang dan tenggelam oleh dahsyatnya kemajuan ilmu pengetahuan di semua bidang terutama bidang agama seiring dengan tumbuhnya kesadaran personil yang menguak dari hati nuraninya. Karena itu perbuatan bejat yang pernah dipraktekkan dan dicontohkan oleh orang-orang jahiliyah sebelum Nabi Muhammad dilahirkan seperti mengubur bayi perempuan hidup-hidup dan praktek homoseksual tidaklah bisa diartikan budaya melainkan peradaban. Sedangkan budaya akan tetap langgeng tanpa satu hal pun yang mampu menghambat laju perkembangannya, jus tru perkembangan zaman akan memacu budaya untuk pula berkembang.
Karena itu bagi kaum primitif budaya akan te tap dijaga dan dilestarikan sebab mereka telah menganggap budaya adalah warisan nenek mo yang yang telah mendarah daging, bahkan mereka telah berani berkeyakinan bahwa budaya adalah termasuk bagian dari kehidupannya, karena itu mereka akan tetap menjaga budaya tersebut sela ma budaya yang diyakini tidak menyimpang dari sendi-sendi Islam. Bagi orang primitif, menelantar kan budaya adalah penghianat kelas kakap yang pantas mendapat ganjaran dosa besar sebab wari san yang telah diberikan adalah amanah dan ama nah harus dijaga dan dipelihara. Nenek moyang telah pasrah dan ikhlash mewariskan budaya kepa da kita karena kita diyakini mampu menjaga seka ligus melestarikan budaya yang mereka wariskan.