Kondisi Umum Bahasa Sastra Madura di Bangkalan
(Pra Suramadu Diresmikan)

 Leluhur Madura telah L Ondhâghâri Bhâsa (tingkat bahasa) dengan tertib yang dibagi dalam empat tingkatan:i) Bhdsa Enjâ’-Iyd (bawah): sèngko’ (saya), 2) Bhâsci Engghi Enten (madya): bula (saya), 3) Bhâsa Engghi-Bhunten (halus): kauld (saya), 4) Bhâsa Tèngghi (tinggi): abdhi dhâlem (saya). Di Bangkalan, hanya tiga tingkatan bahasa Madura beserta aturan pemakainya yang dikenali dengan balk oleh masyarakatnya. Enjâ’-Iyâ dipakai untuk berkomunikasi dengan orang sepantaran atau orang yang lebih muda. Engghi-Enten digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua. Engghi  Bhunten digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua yang sangat dihormati, serta dalam ruang lingkup yang sangat formal seperti ketika berkomunikasi dengan penguasa (raja atau bupati) serta ulama’ besar.

Meskipun sama-sama menuturkan bahasa Madura, orang-orang Bangkalan memiliki dialek yang membedakan bahasa mereka dengan bahasa Madura yang digunakan di tern- pat lain seperti Pamekasan dan Sumenep. Dialekinidikenal sebagai dialek Madura Barat yang berlaku di wilayah kabupaten Bangkalan dan kabupaten Sampang. Dialek Madura Barat memiliki karakteristik yaitu banyak kosakatanya yang disingkat seperti kalambhi (baju) menjadi lam bhi, salebbâr (celana) menjadi lebbâr dan sebagainya. Perbedaan yang lain dapat dikenali dan penggunaan kosakata khas Bangkalan yaitu lo’ ‘tidak’ dan kakèh, se’dâh ‘kamu’ yang dalam bahasa Madura dialek Pamekasan dan Sumenep kata adalah ta’ ‘tidak’ dan bâ’na ‘kamu’ atau bâ’en. Dalam pengucapan, biasanya orang-orang Bangkalan cenderung mengakhiri kata yang berakhiran vokal dengan diberi tambahan suara ‘h’, seperti contoh: ghulih (gerak), clanah (celana), brâmpah (berapa), dli.

Saat pemerintah Republik Indonesia menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional yang wajib digunakan oleh segenap suku barigsa di Indonesia, orang Madura dan orang Bangkalanpun menggunakan bahasa nasional mi. Akibatnya, kini orang Madura khususnya orang Bangkalan, menjadi bilingual, yaitu mereka mampu menguasai dua bahasa dengan balk. Bahkan ada sebagian daerah yang penduduknya multilingual karena mereka tidak hanya mahir bahasa Madura dan bahasa Indonesia, namun juga bahasa Jawa.

Tulisan berkelanjutan:

  1. Perkembangan Bahasa dan Sastra Madura di Bangkalan
  2. Kondisi Umum Bahasa Sastra Madura di Bangkalan
  3. Bahasa dan Sastra Madura Tradisional di Bangkalan
  4. Merindukan Masa Keemasan Bahasa Madura

Secara umum, terdapat dua jenis sastra Madura di Bangk alan, yaitu sastra Madura Partikularis dan sastra Madura Populis. Disebut Partikularis karena sastra jenisinidikenal hanya oleh beberapa lapis masyarakat dan biasanya oleh generasi tua. Disebut Populis karena sastra Madura jenisinidikenal luas oleh segenap lapisan masyarakat Bangkalan.
Jenis sastra yang pertama adalah sastra Partikularis (tertentu/tidak umum).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.