Bahasa dan Sastra Madura Tradisional di Bangkalan
Pasca Beroperasinya Suramadu

Informan dan penulisan babini berjumlah 4 orang. 1 orang adalah tokoh serta sesepuh masyarakat Bahgkalan, 2 orang adalah guru Bahasa Daerah di SMP4 ternama Bangkalan, 1 orang adalah pengelola yayasan di bidang dakwah sekaligus pemilik sekolah di Socah Bangkalan. Dan hash wawancara dengan para informan, dijumpai fakta-fakta kebahasaan yang berhubungan dengan bahasa Madura di i3angkalan sebagai b erikut.

Dan paparan para informari, meskipun populasi kabupaten Bangkalan naik, namun jumlah penutur bahasa Madura dengan kualitas baik di Bangkalan pada tahun 2018 diperkirakan menurun. Penutur yang baik ini didefinisikan sebagai masyarakat yang paham menggunakan Ondhaghan Bhâsa dalam komunikasi sehari-hari.

Menurut sesepuh masyarakat Bangkalan yang menjadi informan penelitian mi, jika empat hingga tiga dekade yang lalu penutur dengan kualitas baik ml jumlahnya sekitar 90 persen dan 10% sisanya adalah para imigran/pendatang, maka pada masa sekarang, masa pasca jembatan Suramadu berdiri, penutur dengan kualitas balkinidiperkirakan hanya tersisa 50% saja. Adapun yang 50 persen tersebar dalam beberapa kelompok. 30% merupakan masyarakat Bangkalan yang kurang bisa berbahasa Madura dengan balk yaitu para generasi Muda yang terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia sehingga tidak tahu cara menggunakan Bahasa Madura, dan 20% merupakan pendatang.

Persentase penutur bahasa Madura di Kabupaten Bangk alan yang berkuranginimenurut para informan kurang memiliki korelasi yang positif dengan keberadaan jembatan Suramadu. Artinya, ada maupun tidaknya Suramadu tidak memberi kontribusi pada perkembangan bahasa Madura. Malah, korelasi tersebut terkesan negatif karena dengan adanya Suramadu, demografi masyarakat Bangkalan menjadi berubah. Banyak masyarakat luar (khususnya dan Jawa) yang datang, dan menetap di Bangkalan dan memberikan kontribusi pada termodifikasmnya lanskap bahasa di Bangkalan.

Tulisan berkelanjutan:

  1. Perkembangan Bahasa dan Sastra Madura di Bangkalan
  2. Kondisi Umum Bahasa Sastra Madura di Bangkalan
  3. Bahasa dan Sastra Madura Tradisional di Bangkalan
  4. Merindukan Masa Keemasan Bahasa Madura

Menurut informan, tidak ada perubahan yang signifikan terhadap tanipilan bahasa Madura pasca Suramadu diresmikan. Bentuk struktur, pengucapan, kosakata, gaya, makna kebahasaan bahasa Madura di Bangkalan dan jaman dahulu hingga sekarang, tidak ada yang berubah, Kosakatanya mungkin berkembang, khususnya kosakata yang berhubungan dengan teknologi masa kin!. Namun dalam konteks linguistik, bahasa Madura tetaplah sarna. Yang berubah adalah volume pemakaian bahasa Madura. jika dahulu bahasa Madura selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan merata di hampir seluruh lapisan masyarakat, kini, penggunaan bahasa Madura mulai menunjukkan segmentasi-segmentasi yang berbeda. Jika dahulu bahasa Madura digunakan secara murni, sekarang ada kombinasi dengan bahasa-bahasa lain yang melakukan penetrasi ke Bangkalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.