Keraton Mandilaras, Terbentuknya Pemerintahan Pamekasan

Pangeran Ronggosukowati marah dan kecewa langsung menghunuskan kerisnya karena merasa hal itu merupakan suatu penghinaan, kemudian Pangeran Ronggosukowati segera bergegas menyusulnya, di tengah perjalan Pangeran Ronggosukowati bertemu dengan adiknya yang menjadi adipati sampang. beliau memberitahukan maksudnya kepada adipati Madegan, kemudian adipati tersebut menyarankan agar Pangeran Ronggosukowati mengurungkan niatnya dan beristihahat di Madegan.

Karena ia menuruti nasehat adiknya, Beliau hanya menusukkan kerisnya pada pohon waru seraya mengatakan, “ wahai pohon waru, sebenarnya aku tidak bermaksud membunuhmu, akan tepapi dengan keris sakti Joko Piturun ini kubunuh Pangeran Lemah Duwur.

Pada malam itu juga Pangeran Lemah Duwur bermimpi kejatuhan keris Ronggosukowati yang menancap di punggungnya, ajaib sekali ketia bangun, badannya terasa panas yang di sebabkan oleh bisul kecil di punggungnya, bisul itu semakin lama semakin memerah dan membesar, keesokan harinya di seluruh madura tersia bahwa Pangeran Lemah Duwur telah wafat.

Mendengar hal itu Pangeran Ronggosukowati merasa mesnyesal dan membuang keris saktinya ke kolam Si Ko’ol, setelah keris itu menyentuh air, terdengar suara ghaib “Pangeran Ronggosukowati, sayang engkau membuangku, kalau tidak, pasti pulau jawa akan berada di bawa kekuasaanmu,”

Kemudian pangeran menyuruh semua orang untuk mencari keris itu, akan tetapi keris itu hingga sekarang belum di temukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.