04/06/2023
Anda disini Home | Tradisi Madura | Tradisi “Toron” Nilai Solidaritas Persaudaraan Warga Madura
Ada tiga peristiwa penting bagi Warga Madura untuk toron. Yang pertama, yaitu pada saat lebaran Hari Raya Idul Ftri, Hari Raya Idul Adha dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
tradisi toron
“Toron”. Antrian panjang di jembatan Suramadu

Oleh : Syaf Anton Wr

Toron (Madura) mempunyai makna “turun kebawah”, atau pulang kampung atau mudik. Namun makna toron pada dasarnya mempunyai makna lebih luas lagi, yaitu membangun kembali solidaritas yang mengarah jalinan tali silaturrahmi antar keluarga dan kerabat orang Madura yang di tanah kelahirannya.

Dengan toron, keutuhan dan keakraban antar warga Madura akan tetap terjalin semakin rapat dan mesra. Untuk itu, ketika orang Madura pada saatnya mudik, tentu telah mempersiapkan diri dengan bekal-bekal bawaan yang secara formalis sebagai oleh-oleh, sekaligus sebagai bentuk manifestasi dari keterikatan kekeluargaan, meski mereka harus merantau sejauh mana meninggalkan tanah kelahirannya.

Ada tiga peristiwa penting bagi warga Madura untuk toron. Yang pertama, yaitu pada saat lebaran Hari Raya Idul Ftri, Hari  Raya Idul Adha dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Selain tiga peristiwa tersebut, toron bisa dilakukan setiap  saat.

Pada saat Idul Fitri secara umum dilakukan hampir suluruh warga Madura harus toron, tanpa melihat siapa dan apa urusan mereka di tanah rantau. Hal ini sama dengan ummat muslim lainnya. Namun pada saat Hari Raya Idul Adha, yang kemudian disebut Hari Raya Besar atau Hari Raya Reaje (rajhe), toron umumnya dilakukan oleh masyarakat yang bermukim di wilayah pedesaan, yang note bene mempunyai wilayah tradiri kekerabatan yang sangat kental dan kuat.

Panutan masyarakat Madura terhadap tokoh, kiyai, ulama, guru dan orang tua tentu menjadi tolok ukur tingkat pengabdiannya terhadap sesepuh dan pendahulu mereka. Hal ini juga diimplementasikan pada saat Peringatan Maulud Nabi Besar Muhamad SAW. Kesungguhan masyarakat Madura terhadap panutan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, tidak sekedar melaksanakan sunnah-sunnahnya, namun lebih jauh lagi mempunyai makna yang dalam terhadap peristiwa itu dengan melakukan tindakan nyata, yaitu memeriahkan hari besar Islam tersebut dengan berbagai katifitasnya.

Khususnya untuk Hari Raya Besar dan Peringatan Maulud Nabi, telah menjadi simbol tingkat keperhatian masyarakat Madura terhadap solidaritas dan tali persaudaraan : bila cempa palotan, bila kanca taretan, merupakan manifestasi nilai persaudaraan dan kekerabatan.

1 thought on “Tradisi “Toron” Nilai Solidaritas Persaudaraan Warga Madura

  1. Saya baru memahami, kenapa setiap lebaran haji dan maulud nabi orang Madura yang ada di rantau selalu ingin pulang. Hal ini juga dialami oleh tetangga saya yang berasal dari Madura

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.